Terminal Penumpang Internasional |
Bandara
Ngurah Rai – Bali adalah salah satu dari 13 bandar udara dibawah
pengelolaan PT. Angkasa Pura I (Persero). Bandar udara kelas utama ini
memberikan kontribusi terbesar dan menjadi tulang punggung PT. Angkasa
Pura I (Persero). Letaknya yang strategis menjadikan bandara ini
berperan sebagai pintu gerbang udara dari Pulau Bali, yang dikenal
sebagai pulau dewata – island of paradise.
Bandara Ngurah Rai Bali mengelola dan melayani 9 juta
penumpang setiap tahun, terdiri dari 55 % penumpang internasional dan
45 % domestik. Luasnya hanya 285 Hektar, atau 1/6 dari Bandara Udara
Internasional Soekarno-Hatta. Dari tahun ke tahun pergerakan pesawat dan
penumpang menunjukkan peningkatan yang terus bertambah.
Akibatnya
Bandara Ngurah Rai mulai kuwalahan menangani jumlah penumpang yang
melebih dari kapasitasnya. Sebagai gambaran Terminal Penumpang Domestik
yang dibangun pada era tahun 1970-an hanya memiliki kapasitas 1.5 juta
penumpang setahun, tetapi sekarang sudah melayani 3 kali lipat dari
kapasitasnya. Demikian juga kapasitas parkirnya, mulai kuwalahan jika
musim liburan tiba.
Terminal Penumpang tampak depan |
Langkah
pertama, Direksi membentuk Tim untuk melaksanakan pembangunan ini. Tim
ini diberi nama Proyek Pengembangan Bandar Udara Internasional Bali
(PPBIB) yang diketuai oleh Ibu Ir. Sri Unon Setyasih, seorang arsitek
lulusan UGM yang sudah banyak berkecimpung di teknik bandara udara.
Tahap
berikutnya melakukan tender untuk menunjuk Manajemen Konstruksi. Dan
terpilihlah Jaya CM sebagai pelaksana Manajemen Konstruksi, dan partner
PT. Angkasa Pura I (Persero) dalam membangun terminal ini. Persiapan pun
mulai dilakukan.
Tampak Sisi Udara |
Untuk
mengadopsi kearifan lokal ini, maka dibentuklah Tim 11 (karena jumlah
anggotanya 11 orang). Tim ini terdiri dari 3 orang PT. Angkasa Pura I
(Persero), 3 orang dari Ikatan Arsitek Indonesia, 1 ahli dari
Universitas Udayana, 1 orang dari Ahli Teknik dan Bangunan Gedung, 2
orang dari Pemprov Bali dan 2 orang dari Pemkab Badung.
Tim
11 bekerja keras untuk mewujudkan aspirasi masyarakat memasukkan
komponen arsitektur Bali ke dalam desain terminal bandara. Setelah
melakukan 5 kali pertemuan, maka Tim 11 akhirnya menghasilkan suatu
bentuk desain yang siap untuk dipresentasikan kepada Bapak Bupati
Badung.
RELOKASI RUMAH DINAS
Pekerjaan
besar Proyek Pengembangan Bandara Internasional Bali ini adalah
memperbesar kapasitas terminal domestik. Terminal domestik ini akan
dikembangkan menjadi 8 kali dari kapasitasnya yang sekarang, menjadi
120.000 M2. Terminal baru ini akan difungsikan sebagai terminal
internasional, sementara terminal internasional yang sekarang akan
diubah fungsinya menjadi terminal domestik.
Pembangunan
Terminal ini akan menggusur 79 rumah dinas. Sebagian karyawan yang
menempati rumah dinas harus merelakan kenyamanannya, karena rumah dinas
yang ditempati akan dialih-fungsikan menjadi perluasan bandara.
Sebenarnya ada 3 sekolah yang harus juga dipindahkan. SMP Angkasa, SD
Negeri 04 dan TK Wipara. Dengan memaksimalkan lahan yang ada, TK Wipara
harus dipindahkan karena lokasinya akan menjadi jalan akses masuk ke
bandara. Sementara SD Negeri 04 dan SMP Angkasa akan dipertahankan di
lokasinya yang sekarang.
PAKET PEKERJAAN
Proyek
Pembangunan Bandara Udara Internasional Bali ini akan memakan waktu
selama 30 bulan, dengan biaya seluruhnya Rp. 1,74 Trilyun yang
diharapkan dapat dilakukan dengan self financing. PT. Angkasa
Pura I (Persero) atas ijin dari Menteri BUMN akan menyiapkan segala daya
dan upaya untuk merealisasikan rencana ini. Ada 7 paket pekerjaan pada
proyek yang cukup prestisius ini.
Tanggal
15 Juni 2010 yang lalu, Wakil Presiden RI sudah memanggil Direksi PT.
Angkasa Pura I (Persero) untuk memaparkan rencana pembangunan ini. Semua
Menteri terkait ikut hadir pada presentasi tersebut, termasuk Gubernur
Bali. Beliau-beliau semua sepakat dan komit, untuk segera merealisasikan
rencana pembangunan ini.
Kemudian
Tim 11 yang sudah selesai menjalankan tugasnya dan bersama Direktur
Utama PT. Angkasa Pura I (Persero) pada tanggal 13 Juli 2010
mepresentasikan hasil desain terminal kepada Bupati Badung. Pada rapat
pertemuan itu Bupai Badung hadir bersama dengan Wakil Bupati badung dan
para Asisten Bidangnya, juga hadir Ketua DPRD Badung beserta para Ketua
Komisi. Bupati Badung pada kesempatan itu mendukung sepenuhnya
pembangunan ini dan memberikan beberapa masukan, antara lain beliau
minta agar Bandara Ngurah Rai bersiap untuk menerima kegiatan
internasional yang akan diadakan di Bali. Tahun 2011 akan diadakan KTT
ASEAN dan pada tahun 2013 Konperensi APEC, even internasional ini akan
mengundang banyak tamu dari negara asing. Sebagai tuan rumah Bali harus
mempersiapkan semuanya dengan baik, dan semua itu kesibukan itu akan
dimulai dari Bandara Ngurah Rai.
Tanggal
14 Juli 2010 GM Bandara Ngurah Rai bersama dengan Direktur Proyek PPBIB
menghadap dan beraudiensi kepada Gubernur Bali, melaporkan hasil
presentasi dengan Bupati dan rencana berikutnya. Gubernur Bali Made
Mangku Pastika berpesan agar proyek segera saja dilaksanakan. Bandara
Ngurah Rai sudah harus segera berbenah memperbaiki infrastrukturnya,
agar dapat menjadi pintu gerbang Bali dengan baik. Proyek ini jangan
ditunda lagi karena sudah menjadi kebutuhan yang mendesak.
OPERASI BANDARA
Yang
akan menjadi perhatian dan harus dicermati dengan baik adalah proyek
ini akan dibangun pada lokasi dimana operasional bandara juga
berlangsung. Ini akan sulit dan memerlukan kerjasama dan koordinasi yang
cermat. Membangun sebuah terminal, dimana pada lokasi tersebut terminal
lama juga masih digunakan untuk melayani penumpang pasti bukan
pekerjaan yang mudah. Apalagi tuntutan security yang ketat
dalam mengamankan dan membuat streril penumpang yang akan berangkat.
Belum lagi tetap menjaga kenyamanan penumpang dan pengguna jasa dari
kesibukan proyek. Ini sungguh kerja keras.
Semua
pihak harus menyadari dan mengerti situasi ini baik internal maupun
eksternal. Walaupun demikian penulis percaya situasi ini dapat
diselesaikan dengan baik melalui kesepakatan dan pengertian dari semua
fihak yang terlibat didalamnya. PT. Angkasa Pura I (Persero) akan
bekerja keras untuk menjaga hal ini.
Mudah-mudahan
segalanya akan berjalan dengan lancar dan Bali akan mendapat sebuah
Bandara dengan fasilitas yang lebih baik. Jika semuanya berjalan dengan
baik sesuai rencana, maka pada akhir tahun 2013 proyek ini akan selesai.
Bandara Ngurah Rai akan lebih cantik dan layak menjadi gateway to paradise.
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini