mencari pemimpin yang amanah susah sekali,
hampir sama susah mencari dua belas orang untuk menjadi team sepak bola
Indonesia yang handal dan menang dalam setiap pertandingan dan
menjuarai paling tidak di tingkat SEAGAMES.
Susahnya mencari pemimpin yang amanah bagai mencari jarum di tumpukan
jerami atau seperti susahnya menegakkan benang yang basah, begitu sulit.
Aneh memang, di negara yang berpenduduk nomor empat sedunia setelah
Cina, India dan Amerika Serikat, dengan jumlah penduduknya tak kurang
dari 230 juta jiwa, tetapi
Demokrasi ternyata menyimpan “lubang hitam” yang sukar ditembus oleh
orang-orang yang bersih dan amanah untuk memimpin negeri ini. Banyak sekali orang pinter di Indonesia, tapi sedikit sekali yang jujur!
Hampir disetiap lapisan masyarakat dan di situ ada pemimpinnya, namun
sang pemimpin itu seringkali bukan contoh yang baik, tapi ujung-ujung
yang terjadi adalah korupsi, baik di tingkat kabupaten, provinsi sampai
ke tingkat pusat. Baik yang duduk di lembaga eksekutif, legislatif
maupun di lembaga yudikatif.
Namun diantara banyak calon yang pantas memimpin Indonesia, diantara
mereka “bintang” baru telah lahir, diakui atau tidak “bintang” itu
sedang bersinar seterang-terangnya dan kalau saja tahun ini adalah
lompat ke tahun 2014, niscaya pemimpin yang sedang bersinar
seterang-terangnya akan di pilih oleh rakyat untuk menjadi presiden RI,
siapa dia? Ya benar, dugaan Anda tak salah, Dahlan Iskan, inilah
orangnya, inilah pemimpin yang sedang bersinar terang,
seterang-terangnya, ada-ada saja tindakannya yang membuat simpati
masyarakat Indonesia.
Tindakan Dahlan Iskan yang spontan, karena di dorong oleh tanggung
jawabnya yang besar, seringkali seakan melawan arus pejabat-pejabat
negara, Dahlan Iskan seakan tak peduli dengan apa kata orang, yang penting pekerjaannya beres, cepat dan lancar sehingga
tindakannya yang spontan membuat masayarakat terkaget-kaget dan kalau
ada pejabat setingkat Dahlan Iskan yang menuduhnya mencari sensasi,
orang yang menuduhnya itu sebenarnya sedang ” ditampar’ habis-habisan
oleh Dahlan Iskan. Dengan tindakan spontannya, Dahlan Iskan seakan
sedang “menampari” para pejabat yang sedang berleha-leha makan uang
negara, tapi tak mampu mensejahterakan rakyat!
Coba saja Anda lihat tindakan spontannya, diantaranya terdapat di bawah ini:
1. Dahlan Iskan enjoy saja makan di kantin kantornya, tanpa basa-basi
dan duduk bersama dengan bawahannya di kantin yang sama tanpa ada gengsi
sedikitpun, biasa saja, tak ada jarak.
2. Dahlan Iskan dengan santainya jalan kaki dari kantornya ke kantor
lain untuk repat, yang kebetulan jaraknya berdekatan dan dengan baju
putih yang lengannya digulung, dia santai berjalan kaki!
3. Dahlan Iskan dengan enjoynya nginap di rumah penduduk desa saat
kunjungan kerja dan tak mencari hotel mewah dalam kunjungan kerja
tersebut.
4. Dahlan Iskan pun dengan santainya naik motor diboncengi seorang
mahasiswa dari tempat repat di Bandung menuju bandara Husein
Sasteranegara untuk terbang ke Jakarta mengejar waktu.
5. Dahlan Iskan bahkan “turun tangan” sendiri, ketika melihat kemacetan
di jalan tol yang menimbulkan kemacetan yang panjang, membuka pintu
jalan tol yang tak ada petugasnya, karena petugas datang terlambat.
Banyak sekali gebrakan-gebrakan Dahlan Iskan ketika menjadi menteri BUMN
sejak Oktober 2011 yang lalu, Indonesia sedang merindukan
pemimpin-pemimpin seperti Dahlan Iskan! Makanya kalau saja tahun ini ada
pemilu atau tahun ini lompat ke tahun 2014, bisa saja kalau Dahlan
Iskan mencalonkan diri menjadi Presiden RI bisa diprediksi Dahlan Iskan
menjadi Presiden RI, walau mungkin yang iri atau dengki pada gerakan
yang dia lakukan akan mengecilkan apa yang sudah dilakukan oleh Dahlan
Iskan.
Terlepas dari Dahlan Iskan, mari kita lihat tentang 5 tipe pemimpin yang
bisa dijadikan tolak ukur ketika memilih seorang pimpinan negara,
provinsi, kabupaten, walikota atau pada lembaga tertentu, yaitu:
1. Pemimpin wajib yaitu pemimpin yang dicintai
rakyatnya, karena mampu mensejahterakan rakyatnya, pemimpin seperti ini
selalu dicari rakyat dan dicintai rakyat, bila dia pergi, rakyat akan
menangis karena ditinggalkannya dan rakyat akan selalu mengenang
kebaikan-kebaikannya. Pemimpin seperti ini tidak gila kekuasaan
dan tak minta kekuasaan, tapi ketika berkuasa seluruh jiwa dan raganya
diserahkan untuk kepentingan rakyat yang dipimpinnya. Pemimpin
seperti ini tak pernah mengeluh pada rakyatnya, setiap derita duka dan
nestapa yang menimpanya, dia simpan sendiri, namun bila yang
menggembirakan rakyatnya segera diumumkan oleh bawahnnya, tanpa dia
sendiri yang mengumumkan, karena baginya yang penting rakyat senang.
2. Pemimpin Sunnah yaitu pemimpin setingkat di bawah
wajib, gerakannya selalu berorientasi pada rakyat banyak, namun dia
masih kwatir kalau-kalau keluarganya “keleleran”. Pimimpin seperti ini dicintai rakyat juga,
tapi cinta rakyat tidak seperti cinta pada pemimpin yang wajib, jadi
kalau pemimpin seperti ini turun dari jabatannya tak membuat rakyatnya
terlalu sedih, biasa saja, namun jasa-jasanya tetap dikenang oleh
rakyat.
3. Pemimpin Mubah yaitu pemimpin yang berada di
tengah-tengah, sebagai kata mubah yang artinya boleh, pimimpin tipe yang
ketiga ini tingkatnya memang berada di bawah dari dua tingkat yang di
atas. Pimimpin tipe mubah ini boleh ada boleh juga tak ada, artinya adanya tak terlalu dicintai rakyat, ketika meninggalkan jabatan rakyat atau bawahannyapun biasa saja. Jadi tipe pemimpin yang ketiga adalah tipe pemimpin kebanyakan,
biasa-biasa saja, tak ada gebrakan apapun, karena pemimpin seperti ini
bekerja seperti biasa, tak ada target apa-apa, biasa saja.
4. Pemimpin Makruh yaitu pemimpin yang kalau boleh
diibaratkan makan pete, karena maka pete hukumnya makruh, sebaiknya
ditinggalkan, tapi kalau dimakan pun tak apa-apa. Nah tipe pemimpin yang
ke empat ini sebaiknya memang jangan dipilih saat pemilu, tapi kalau
mau dipilih juga ya tak apa-apa. Tapi tipe pimimpin yang ke empat ini,
sebagaimana pete, lebih banyak baunya, ketimbang manfaatnya. Repotnya
tipe yang keempat inilah yang banyak di Indonesia, memang susah
mendapatkan datanya, tapi bisa diketahui dari berita yang di TV, di
koran, majalah ataupun di internet. Rapotnya punya pemimpin tipe ke empat ini, adanya tidak bermanfaat, tak adanya justru yang dinginkan rakyatnya.
5. Pemimpin Haram yaitu pemimpin yang jelas-jelas
keberadaan tak disukai rakyat, bahkan rakyat bisa saja berdoa agar
pemimpin haram ini segera turun dari jabatannnya, karena keberadaan
pemimpin tipe haram ini tidak diinginkan rakyat, sesuai dengan
pengertian haram yaitu bila dikerjakan berdosa, bila ditinggalkan justru
mendapat pahala atau ganjaran yang baik, jadi tipe pemimpin jenis ke lima ini kerjaannya selalu membuat rakyat semakin sengsara, bukan semakin sejahtera.
Di era kepemimpinan jenis kelima ini, rakyat bukan tambah sejahtera,
tapi semakin sengsara, kemiskinan bukan makin berkurang, malahan semakin
bertambah, angkatan kerja bukannya semakin banyak yang berkerja,
malahan semakin banyak yang mengannggur alias di PHK dan seterusnya.
Tipe pemimpin jenis kelima keberadaannnya justru menyengsarakan
rakyat, makanya keberadaannya bukan diharapkan, malahan tidak diharapkan.
Kedatangannya bukan disambut dengan senang hati, tapi justru
kepergiaannya membuat rakyat senang, rakyat bukannya menangis karena
ditinggalkannya, rakyat malah senang dan bahagia karena ditinggalkannya.
Bahkan rakyat mencoba menurunkannya, karena sudah tak tahan dibuat
menderita atas kepemimpinannnya.
Jadi itulah lima tipe pemimpin yang bisa dijadikan acuan untuk memilih
pemimpin dari tingkat paling bawah, RT, sampai ke tingkat paling atas,
presiden, tentunya yang dipilih adalah pemimpin yang bertipe wajib,
bukan yang bertipe haram! Kalau rakyat sampai salah pilih, negara akan semakin hancur dan rakyat bukan semakin sejahtera, tapi sengsara dan menderita.
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini