Home » , » Revitalisasi Pasar Tradisional: Langkah Prioritas Untuk Memperkuat Ekonomi Nasional

Revitalisasi Pasar Tradisional: Langkah Prioritas Untuk Memperkuat Ekonomi Nasional

Written By Unknown on Friday, March 29, 2013 | 3/29/2013


Revitalisasi pasar tradisional men­jadi salah satu langkah prio­ritas Kemendag RI untuk mem­bangun daya saing pa­sar tradisio­nal agar memi­liki kekuatan dalam pengem­bangan ekonomi kerak­yatan. Sejumlah pasar yang telah di­revitalisasi pun ber­hasil me­naik­­kan omzet pedagang­nya se­be­sar 40% sampai 140%.

Pasar tradisional merupakan penyangga utama perekonomian nasional, ter­uta­ma dalam kapasitasnya sebagai jari­ngan sistem distribusi perdagangan da­lam ne­geri dan pusat kegiatan ekonomi rakyat ke­cil di berbagai daerah. Kementerian Per­da­gangan RI pun tak pernah berhenti mela­kukan re­vitalisasi dan pembangunan pasar-pasar tra­disional untuk memperbaiki mutu fisik dan pelayanannya.
Target dari revitalisasi pasar tradisional adalah meningkatkan transaksi jual beli di pasar ter­kait sekaligus dalam rangka memperkuat ekonomi rakyat. Hal itu di­ungkapkan oleh Men­teri Perdagangan RI Gita Wirjawan saat mengunjungi Pasar Tradisional Brang Biji yang terletak di Keca­matan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Besar, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada 8 Januari 2013 lalu.
Dalam kunjungan itu, Mendag RI didampingi Wakil Gubernur NTB Ir. H. Badrul Munir, MM, Bupati Sum­bawa Besar Drs. H. Jamaluddin Malik, Kepala Dinas Provinsi, menelusuri pasar tradisional Brang biji, un­tuk melihat dan berdialog dengan para pedagang.

Pasar yang berdiri di atas lahan seluas 5.000 m2 ini telah direvitalisasi dengan meng­gunakan ang­ga­ran Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Per­da­gangan RI tahun 2011-2012 sebesar Rp. 2.084.140.000 dan 10% sharing kontribusi dari APBD Kabupaten Sumbawa. Dana sebesar itu digunakan untuk mem­perbaiki infrastruktur dan manajemen pa­sar. Yakni, mencakup penataan area di da­lam pa­sar seperti zona antar pedagang, per­baikan fisik ba­ngu­nan, sirkulasi udara, sanitasi, fasilitas pedagang dan pem­beli, pe­na­nganan sampah, serta penanaman po­hon agar pasar menjadi teduh.
Kondisi saat ini, kapasitas bangunan Pasar Tradisional Brang Biji yang berada di jalur ekonomi kota Sumbawa Besar ini terdiri dari 46 unit kios permanen, 13 unit kios se­der­hana, los pasar 15 unit, dan pedagang ba­kulan sebanyak 130 orang, 1 unit kantor pe­ngelola pasar dan 1 unit pos jaga. Sebagai catatan, meski secara fisik dan manajemen telah dimodernkan, tradisi tawar-menawar akan tetap dipertahankan sebagai bagian dari kekhasan pasar tradisional.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Per­da­gangan (Disperindag) Provinsi NTB Lalu Imam Maliki, Pasar Bring Biji merupakan pasar tradisional yang berfungsi sebagai pasar agro yang diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memasarkan hasil-hasil pertanian unggulan beserta produk olahannya. Meskipun di­kategori­kan sebagai pasar khusus, kata Imam, aktivitas pasar ini akan diupayakan ber­­­langsung setiap hari. Sebab, rencananya pasar ini ju­ga akan difungsikan sebagai lokasi pusat jajan ser­ba ada (pujasera).
Sebagai informasi, selain mendapat dana revitalisai Pasar Tradisional Brang Biji, pa­da tahun 2013 ini Pem­kab Sumbawa ju­ga memperoleh DAK dari Ke­menterian Per­dagangan sebesar Rp. 1,4 miliar. Per­untukan­nya Rp. 600 juta untuk mobil pelayanan Tera/UTTP, dan peralatan pendukungnya, serta Rp. 800 juta sisanya dialokasikan untuk membangun pasar baru di Kecamatan Pelampang. Dengan adanya mobil layanan Tera/UTTP diharapkan masyarakat dapat dengan lebih mudah mengaksesnya sehingga akan meningkatkan kepercayaan konsumen berbelanja pada pasar tradisional.

Adapun untuk Provinsi Nusa Tenggara Ba­rat secara umum, pada Tahun Anggaran 2013 ini mendapat alokasi anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk revitalisasi pasar sebesar Rp. 15.771.960.000. Kemudian, dari dana Tugas Pembantuan, Provinsi NTB juga mendapatkan alokasi untuk Pasar Percontohan di kabupaten Dompu sebesar Rp. 10 miliar, revitalisasi pasar tradisional di Kota Mataram sebesar Rp. 3 miliar, serta kabupaten Bima sebesar Rp. 5 miliar. Jadi, total anggaran yang diberikan kepada Provinsi NTB untuk program revitalisasi pasar tahun 2013 adalah sebesar Rp. 33.771.960.000 dan Rp. 3.247.140.000 untuk program Resi Gudang di kabupaten Dompu.

Mengingat besarnya dana yang telah di­keluar­kan, Kementerian Perdagangan RI meng­harapkan pasar tersebut benar-benar bisa menjadi kebanggaan dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat di sekitarnya. Maka dari itu, Mendag menghimbau agar pasar tersebut selalu dijaga dan dipelihara oleh para pengguna pasar, terutama pedagang dan konsumen. “Jika dirawat dengan baik, kami yakin pasar akan memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan masyarakat sekitar,” tegas Mendag.Ke depannya, Mendag berpesan agar pa­sar juga dapat dilengkapi dengan CCTV un­tuk memantau aktivitas per­dagangan dan mengoptimalkan monitoring, eva­luasi tran­saksi perdagangan serta sebagai alat ke­­amanan di pasar. Menurut Mendag, Pasar juga sebaiknya dilengkapi dengan Pohon Trembesi agar menjadi hijau dan rindang sehingga membuat nya­man masyarakat yang bertransaksi di pasar.

Share this article :

Post a Comment

Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.

Daftar Isi

Recent Post

Download Gratis

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Blogs Aksara - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger