BANJARMASIN –
Masyarakat Kalsel yang sering bepergian ke Jakarta tentu mengenal
angkutan yang bernama Trans Jakarta. Ya, angkutan massal yang mengadopsi
konsep transportasi serupa di Kolombia itu ternyata juga bakal hadir di
Kalsel. Nama angkutannya adalah Trans Banjar Bakula. Rencananya,
angkutan tersebut akan beroperasi mulai 2015 mendatang.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah (Balitbangda) Provinsi Kalsel Suriatinah mengungkapkan, pihaknya
saat ini sedang melakukan studi tahap akhir mengenai Trans Banjar
Bakula. Adanya angkutan massal jenis bus ini adalah untuk menyiapkan
pelayanan transportasi massal bagi masyarakat.
“Berdasarkan kajian yang sudah dilakukan
dalam beberapa tahap, angkutan massal seperti Trans Jakarta sangat
memungkinkan untuk diterapkan di Kalsel,” kata Suriatinah yang ditemui
usai ekspose laporan akhir studi pengembangan angkutan massal yang
berlangsung di Ruang Haram Manyarah Kantor Gubernur Kalsel di
Banjarmasin kemarin.
Rencananya, Trans Banjar Bakula akan
mulai beroperasi 2015 mendatang. Setelah tahap penelitian selesai,
Balitbangda Provinsi Kalsel akan segera membuat detail engineering
desain (DED).
Soal rute, Suriatinah menjelaskan bahwa
fokus Trans Banjar Bakula adalah melayani lima daerah yang masuk dalam
konsep metropolitan baru yakni Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, sebagian
Barito Kuala, dan sebagian Tanah Laut. Khusus untuk tahap awal, rute
akan difokuskan melayani jalur utama Banjarmasin-Banjarbaru-Martapura.
Ada tiga koridor yang akan
diprioritaskan pada tahap awal Trans Banjar Bakula. Koridor pertama
adalah Kantor Gubernur Banjarmasin – Jl. Sudirman – Jl. Pierre Tendean –
Jl. A Yani Kota Banjarmasin – Gambut –Terminal Km 17. Koridor kedua
adalah Bandar - Jl. A. Yani - Terminal Km. 17 sedangkan koridor tiga
adalah rute Terminal Km 17 – Jl. A. Yani –Landasan Ulin – Jl. Palam –
Jl. Trikora– Jl. Mistar Cokrokusumo – Terminal C Banjarbaru – Terminal
Martapura kota.
Rencananya tarif jauh dekat menggunakan
Trans Banjar Bakula ditetapkan Rp3.500. Jumlah bus yang disediakan
untuk tahap awal berjumlah 20 buah. Kasubag Program Dinas Perhubungan,
Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Provinsi Kalsel Mulyadi
menambahkan, Kalsel saat ini membutuhkan angkutan umum massal yang
layak, aman, dan nyaman.
Mengapa? Karena Kalsel saat ini telah
berkembang menjadi daerah yang maju. Syarat daerah yang maju adalah
memiliki transportasi umum yang modern seperti Trans Jakarta. Di daerah
lain, konsep angkutan umum massal sukses mengurangi kepadatan lalu
lintas khususnya penggunaan kendaraan pribadi. Salah satu daerah yang
sukses dengan konsep tersebut adalah Palembang.
“Palembang sekarang berkembang besar,
penggunaan mobil pribadi semakin berkurang dan angkutan umum massalnya
bertambah,” terang Mulyadi. Menurut Mulyadi, Trans Banjar Bakula
diharapkan menjadi solusi semakin berkurangnya penumpang angkutan umum
di Kalsel. Penyebab dari berkurangnya penumpang adalah akibat dari tidak
layaknya angkutan umum yang ada.
“Jumlah angkot 1.000 lebih tapi yang
operasi sangat sedikit. Penumpang malas naik angkutan umum karena waktu
tunggunya sangat lama akhirnya mereka pakai mobil atau motor pribadi
agar cepat sampai tujuan,” cetusnya.
Bagaimana dengan nasib para supir dan
angkutan umum mereka jika Trans Banjar Bakula beroperasi? Mulyadi
menjelaskan bahwa angkutan umum lain masih akan tetap dipertahankan
namun fungsinya akan berubah. Misalnya angkutan yang semula menangani
rute Banjarmasin-Martapura akan berubah fungsi menjadi feeder atau
angkutan pengumpan saja.
“Justru angkutan umum sekarang akan bisa
lebih banyak penumpang lagi sehingga supir dan pengusaha tetap bisa
punya penghasilan,” pungkasnya.
Solusi Kemacetan
Team Leader Penelitian Bus Rapid Transit
(BRT) Banjar Bakula Andi Rahmah menilai, Trans Banjar Bakula adalah
solusi jangka panjang dari kemacetan yang mulai terasa di Banjarmasin
dan sekitarnya. Menurut dia, kemacetan tersebut ibarat bom waktu dan
harus segera dicarikan solusinya sebelum semakin parah.
“Dengan konsep metropolitan Banjar
Bakula ini kan kota metropolitan baru, pasti ke depan penyakit macet
akan semakin parah makanya harus diobati sebelum stadium akhir,” cetus
Andi, Diterangkan Andi, kondisi kemacetan di Banjarmasin masih belum
terlalu parah. Volume kendaraan yang berada di jalan raya juga belum
sebanyak di kota besar lainnya seperti Jakarta.
Sayangnya, jumlah kendaraan pribadi di
Kalsel semakin banyak tiap tahun. Jika tidak dicarikan Solusinya, ujar
Andi, maka kemacetan di Banjarmasin bakal semakin parah.
“Kalau di Jakarta macet ada
alternatifnya seperti naik kereta listrik tapi kalau di sini macet ya
sudah, tidak ada alternatif. Makanya hal ini jangan sampai terjadi,”
terangnya. Tenaga Ahli Transportasi yang juga ikut ambil bagian dalam
proyek Trans Jakarta ini menilai, kondisi transportasi di Kalsel
terkesan sengaja diciptakan untuk tergantung dengan mobil pribadi.
Pemerintah daerah tidak menyediakan
transportasi yang membuat warganya ingin naik transportasi umum.
Transportasi yang tersedia sangat buruk sehingga masyarakat cenderung
memilih menggunakan kendaraan pribadi. “Padahal syarat kota modern
adalah tulang punggungnya ada transportasi umum,” cetusnya.
Nantinya, Trans Banjar Bakula akan
dikelola oleh BUMD yakni PD Bangun Banua. BUMD tersebut sesuai tugas
pokok dan fungsinya adalah mengelola aset daerah. “Saya yakin usaha
transportasi semacam ini sangat menguntungkan, akan banyak dampak
positifnya bagi daerah dan terutama masyarakat,” ujarnya.
Menurut Andi, Palembang adalah termasuk
salah satu kota yang sukses mengembangkan BRT. Tim sendiri banyak
mengadopsi kesuksesan kota yang dikenal dengan Jembatan Ampera tersebut.
“Awalnya Palembang hanya 15 bus sekarang menjadi 120 bus dalam 2 tahun
saja,” pungkasnya.
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini