Home » , , , » Banjarbakula menjadi kota metropolitan ke-9

Banjarbakula menjadi kota metropolitan ke-9

Written By Unknown on Tuesday, December 11, 2012 | 12/11/2012





Banjarmasin, 3/9 (ANTARA) – Dalam beberapa tahun terakhir Kota Banjarmasin, ibukota Provinsi Kalimantan Selatan kian sesak saja, dan hampir dipastikan dimana-mana selalu terjadi kemacetan.
“Itu baru jumlah penduduk 700 ribu jiwa, apalagi kalau sudah 900 ribu jiwa yang diprediksi tahun 2015, pasti kota ini kian sesak lagi,” kata Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Banjarmasin, Fajar Desira.
Bagaimana tidak sesak, dengan jumlah penduduk sebesar itu menghuni wilayah yang hanya seluas 98 kilometer persegi.
Dengan kota seluas itu, menjadikan kota Banjarmasin sulit dirancang untuk menjadi sebuah kota yang nyaman sebagai solusi mengatasi keruwetan kota bukan hanya macet, tetapi juga kekumuhan, kebersihan, perparkiran, pemukiman, perkantoran, serta segudang persoalan lain.

Untuk membangun sebuah lokasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) saja sampai sekarang Pemkot Banjarmasin belum mampu menyediakannya, padahal RTH sebuah persyaratan untuk kota yang nyaman.
Seperti diakui pula oleh Kepala Dinas Tata Ruang, Cipta Karya, dan Permukiman setempat, Ahmad Fanani banyak persoalan yang menghadang kota ini kedepan kalau tidak dicarikan solusi maka menjadi beban berat bagi masyarakat.
Ia menuturkan saat jumpa pers, selain lahan kota yang sempit 9700 Km2, juga topografinya yang berada 0,20 meter di bawah permukaan laut, sebagian besar lahan rawa dan banyak dialiri sungai.
Luas lahan di kota ini terdiri dari lahan pertanian 4.079 hektare atau 42,77 persen, lahan industri 278,6 hektare 3,87 persen, tanah tanah perusahaan 337 hektare 4,68 haktare, tanah jasa 447,9 hektare, dan tanah perumahan 3.057 hektare atau 42,46 hektare.
Kedepannya dipastikan lahan pertanian kian hilang, padahal wilayah ini juga perlu kesediaan pangan, tambahnya.
Dari wilayah tersebut terdapat kawasan kumuh wilayah Kecamatan Banjarmasin Selatan 46.310 hektare, Banjarmasin Tengah 34.760 hektare, Banjarmasin Barat 37.595 hektare, dan Banjarmasin Timur 40.609 hektare.
Kawasan kumuh itupun diprediksi akan terus meningkat seiring kian besarnya urbanisasi dan pertambahan penduduk lainnya, yang kesemuanya menambah keruwetan kota ini.
Dengan kondisi sedemikian menyebabkan kota ini sudah tidak nyaman yang berdampak terhadap meningkatnya biaya hidup, biaya kesehatan, biaya pendidikan, dan biaya biaya lainnya.

Melihat kondisi demikian maka harus dicarikan solusi yang terbaik dan dilakukan secara bertahap.
Untuk pemerintahan provinsi sudah mulai dipindahkan ke Kota Banjarbaru, atau berjarak 35 Kilometer dari Banjarmasin, dengan tahap awal ini pemindahan kantor Gubernur Kalsel,yang kemudian disusul oleh pembangunan dinas-dinas di lingkungan Pemrov Kalsel tersebut.
“Mudah-mudahan dengan dipindahnya kegiatan pemerintahan provinsi tersebut bisa memperlonggar Banjarmasin,” kata Fajar Desira.
Tetapi solusi terbaik mengatasi persoalan kota itu, adalah melalui konsep kota metropolitan Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Barito Kuala, dan Tanah Laut atau yang sering disebut “Banjarbakula.” semacam konsep Jabodetabek.
“Belum lama ini kami diundang ke Jakarta oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Dalam pertemuan tersebut, Kota Banjarmasin dan sekitarnya sudah diakui sebagai salah satu kota metropolitan ke-9 di Indonesia,” ungkap Fajar Desira.

Dengan demikian Banjarbakula menjadi kota metropolitan ke-9 dari 8 kawasan metropolitan lainnya.
Kota metropolitan itu diantaranya Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan), Mamminasata (Makassar, Maros, Sanggumi-nasa, Takalar), Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan), Kedungsapur (Kendang, Demak, Ungaran, Salatiga, Purwodadi), dan Mebidang (Medan, Binjai dan Deli Serdang), dan Bandung Raya.

Banjarbakula diberikan makna saling berkerabat atau berkeluarga antara masyarakat.
Makna Banjar berarti tanah suku Banjar, makna “bakula” berarti berkeluarga. Banjarbakula sama dengan orang Banjar berkeluarga.     Menurut Fajar, pemerintah Pusat memiliki penilaian tersendiri terhadap kawasan Metropolitan Banjarbakula tersebut, dengan memberikan dukungan pembangunan jembatan layang (fly over) serta pembangunan perumahan dan perkantoran.
Langkah awal untuk merealisasikan ini, tuturnya, diantaranya dengan mengadakan sejumlah program layaknya kota-kota metropolitan di provinsi lain, seperti pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah regional yang rencananya dipusatkan di Banjarbaru.
Selain itu pembangunan pasar induk, jalan tol, serta rencana pembangunan rel kereta api.
Rencana lain pembangembangan Bandara Syamsudin Noor, Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, dan pembangunan Jembatan Barito dua.

Berdasarkan catatan konsep Banjarbakula sudah tertuang dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Pengembangan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Seperti diungkapkan Kasubdit Pengaturan Direktorat Jenderal (Ditjen) Penataan Ruang Kementerian PU Azwir Malaon dalam Dialog Tata Ruang TVRI Kalimantan selatan di Banjarmasin, belum lama ini.
Lebih jauh Azwir Malaon menambahkan bahwa Ditjen Penataan Ruang sejak tahun 2006 tanpa terputus telah memfasilitasi Pemerintah Daerah Kalsel merencanakan Kawasan Strategis Banjarbakula dimulai dari Penyusunan Rencana Tata Ruang, Bantuan Teknis Peningkatan Pelaksanaan Penataan Ruang sampai Peningkatan Kapasitas Penataan Ruang.

Materi teknis secara keseluruhan telah dibahas sehingga Pemerintah Daerah Provinsi Kalsel sekiranya perlu segera memprioritaskan dukungan legalitas agar dapat menjadi referensi resmi dalam mengembangkan Kawasan Banjarbakula.
Ditjen Penataan Ruang juga telah memfasilitasi Persetujuan Substansi untuk Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Banjarmasin.
Untuk RTRW Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Tanah Laut telah dilakukan pembahasan di Forum Badan Koordinasi Penataan Ruang (BKPRN) dan akan segera mendapatkan Persetujuan Substansi dari Menteri PU.
Dengan terwujudnya konsep Banjarbakula tersebut diharapkan kian mempercepat pembangunan  lima daerah di Kalsel tersebut sekaligus sebagai solusi memecahkan persoalan perkotaan.

 Oleh Hasan Zainuddin
http://www.hasanzainuddin.com/
Share this article :

Post a Comment

Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.

Daftar Isi

Recent Post

Download Gratis

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Blogs Aksara - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger