BPPT ( Badan Pengkajian dan Penerrapan Teknologi ), kembali meraih
penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam Laporan Keuangan
Pemerintah tahun 2012 yang diberikan pada acara Rapat Kerja Nasional
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah tahun 2012 di Kementerian
Keuangan Jakarta, Selasa (11/9).
Penghargaan WTP diterima oleh Kepala
BPPT, Marzan A. Iskandar. Selain BPPT, ada 67 kementerian dan 67 lembaga
pemerintah yang berhasil menyajikan laporan keuangan pemerintah dengan
mendapat penilaian WTP dan nilai tertinggi.
Kementerian dan lembaga lainnya tersebut
antara lain Kementerian Sekretaris Negara, Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian ESDM Kementerian Koordinator Politik, Kementerian BUMN
Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Kementerian Agama dan KEmenterian sosial. Selanjutnya dari LIPI,
BAPETEN, LAPAN, BATAN, BMKG, BNS, Bapenas, perpustakaan Nasional, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Komisi Yudisial, Kejaksaan Agung. Dari
Pemerintah Provinsi diantaranya Pemerintah Provinsi Yogyakarta,
Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
Pemerintah Provinsi Riau, Pemerintah Provinsi Bengkulu serta dari
pemerintah kota seperti Pemerintah Kota Banda Aceh, Pemerintah Kota
Bandar Lampung, Pemerintah Kota NTB, Pemerintah Kota Sibolga dan
Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
Wakil Presiden Boediono yang hadir
sekaligus membuka Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Tahun 2012 tersebut menyampaikan keuangan negara merupakan
sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan bangsa. Sejarah membuktikan
banyak negara yang hancur karena tidak mampu mengelola keuangan
negaranya dengan baik.
Untuk itu, lanjut Boediono, semua
instansi pemerintahan baik di pusat maupun di daerah perlu meningkatkan
kualitas laporan keuangan. Dengan demikian, pada tahun 2014 seluruh
instansi pemerintah bisa mendapatkan laporan keuangan bisa mendapatkan
opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK.
"Saya garis bawahi meningkatkan, karena
pemerintah menargetkan 2014 instansi di pusat 100 persen WTP. Masih ada
ruang untuk kita kejar. Daerah kalau tidak salah kita menargetkan 60
persen WTP pada 2014. Sekarang masih banyak yang perlu kita kejar,"
tegasnya.
Menurutnya,
WTP bukan tahap akhir dari siklus keuangan negara. Siklus itu mulai
dari perencanaan sampai pelaporan. Satu siklus utuh yang harus
ditingkatkan kualitasnya. "Tidak menjadi akhir tugas kita kalau WTP
sudah tercapai. Kita harus pastikan apakah anggaran sudah tepat sasaran,
apakah sudah cost effective, apakah sudah akuntabel," ungkapnya.
Sesaat sebelumnya dalam laporan pembuka
Rapat Kerja Nasional, Menteri Keuangan, Agus Martowardjojo menyampaikan
pelaporan keuangan pemerintah baik pusat, daerah maupun kementerian
lembaga dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Sebagian memperoleh
opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
“Sejak pemberian opini oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tahun 2006, kualitas pelaporan keuangan
pemerintah terus membaik,” katanya.
Menurutnya, berdasarkan catatan pada
tahun 2006 hanya tujuh kementerian/lembaga yang dinilai WTP dan 36
dinilai disklaimer. Selanjutnya, tahun 2009 meningkat menjadi 45
kementerian/lembaga yang dinilai WTP dan tujuh yang dinilai disklaimer.
Kemudian, di tahun 2010, penilaian kementerian/lembaga yang memperoleh
WTP dari BPK sebanyak 53 kementerian/lembaga dan hanya dua yang telah
dinilai disklaimer.
"Tahun 2012, di Pemerintah Pusat ada 67
yg memperoleh WTP, 18 WDP dan masih ada 2 lembaga yang masih disklaimer.
Sedangkan di Pemerintah Daerah ada 67 yang memperoleh WTP, 316 WDP, 6
disklaimer dan laporan tidak wajar sebanyak 32. Ini membuktikan lapiran
keuangan setiap tahunnya selalu membaik", urainya.
Dengan demikian, sambungnya melalui
Rakernas ini diharapkan dapat memeliharaan sekaligus meningkatkan
komitmen pengelolaan keuangan yang berkualitas di seluruh instansi level
pemerintah pusat dan daerah, mendorong transparansi dan akuntabilitas
sesuai dengan prinsip good governance dan green governance.
“Selain itu, sebagai forum interaksi antar kementerian dan lembaga guna
mendapat pemahaman dan sousi atas masalah yang dialami serta saling
memberikan informasi mengenai arah pengembangan dan strategi pelaksanan
akuntansi dan pelaporan,” tambahnya. (KYRAS/humas) http://www.bppt.go.id/
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini