Revitalisasi pasar
tradisional menjadi salah satu langkah prioritas Kemendag RI untuk
membangun daya saing pasar tradisional agar memiliki kekuatan dalam
pengembangan ekonomi kerakyatan. Sejumlah pasar yang telah
direvitalisasi pun berhasil menaikkan omzet pedagangnya sebesar
40% sampai 140%.
Pasar tradisional merupakan penyangga
utama perekonomian nasional, terutama dalam kapasitasnya sebagai
jaringan sistem distribusi perdagangan dalam negeri dan pusat
kegiatan ekonomi rakyat kecil di berbagai daerah. Kementerian
Perdagangan RI pun tak pernah berhenti melakukan revitalisasi dan
pembangunan pasar-pasar tradisional untuk memperbaiki mutu fisik dan
pelayanannya.
Target dari revitalisasi pasar
tradisional adalah meningkatkan transaksi jual beli di pasar terkait
sekaligus dalam rangka memperkuat ekonomi rakyat. Hal itu diungkapkan
oleh Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan saat mengunjungi Pasar
Tradisional Brang Biji yang terletak di Kecamatan Sumbawa, Kabupaten
Sumbawa Besar, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada 8 Januari 2013 lalu.
Dalam kunjungan itu, Mendag RI
didampingi Wakil Gubernur NTB Ir. H. Badrul Munir, MM, Bupati Sumbawa
Besar Drs. H. Jamaluddin Malik, Kepala Dinas Provinsi, menelusuri pasar
tradisional Brang biji, untuk melihat dan berdialog dengan para
pedagang.
Pasar yang berdiri di atas lahan seluas
5.000 m2 ini telah direvitalisasi dengan menggunakan anggaran Dana
Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Perdagangan RI tahun 2011-2012
sebesar Rp. 2.084.140.000 dan 10% sharing kontribusi dari APBD Kabupaten
Sumbawa. Dana sebesar itu digunakan untuk memperbaiki infrastruktur
dan manajemen pasar. Yakni, mencakup penataan area di dalam pasar
seperti zona antar pedagang, perbaikan fisik bangunan, sirkulasi
udara, sanitasi, fasilitas pedagang dan pembeli, penanganan sampah,
serta penanaman pohon agar pasar menjadi teduh.
Kondisi saat ini, kapasitas bangunan
Pasar Tradisional Brang Biji yang berada di jalur ekonomi kota Sumbawa
Besar ini terdiri dari 46 unit kios permanen, 13 unit kios sederhana,
los pasar 15 unit, dan pedagang bakulan sebanyak 130 orang, 1 unit
kantor pengelola pasar dan 1 unit pos jaga. Sebagai catatan, meski
secara fisik dan manajemen telah dimodernkan, tradisi tawar-menawar akan
tetap dipertahankan sebagai bagian dari kekhasan pasar tradisional.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag) Provinsi NTB Lalu Imam Maliki, Pasar Bring
Biji merupakan pasar tradisional yang berfungsi sebagai pasar agro yang
diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memasarkan hasil-hasil pertanian
unggulan beserta produk olahannya. Meskipun dikategorikan sebagai
pasar khusus, kata Imam, aktivitas pasar ini akan diupayakan
berlangsung setiap hari. Sebab, rencananya pasar ini juga akan
difungsikan sebagai lokasi pusat jajan serba ada (pujasera).
Sebagai informasi, selain mendapat dana
revitalisai Pasar Tradisional Brang Biji, pada tahun 2013 ini Pemkab
Sumbawa juga memperoleh DAK dari Kementerian Perdagangan sebesar Rp.
1,4 miliar. Peruntukannya Rp. 600 juta untuk mobil pelayanan
Tera/UTTP, dan peralatan pendukungnya, serta Rp. 800 juta sisanya
dialokasikan untuk membangun pasar baru di Kecamatan Pelampang. Dengan
adanya mobil layanan Tera/UTTP diharapkan masyarakat dapat dengan lebih
mudah mengaksesnya sehingga akan meningkatkan kepercayaan konsumen
berbelanja pada pasar tradisional.
Adapun untuk Provinsi Nusa Tenggara
Barat secara umum, pada Tahun Anggaran 2013 ini mendapat alokasi
anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk revitalisasi pasar sebesar Rp.
15.771.960.000. Kemudian, dari dana Tugas Pembantuan, Provinsi NTB juga
mendapatkan alokasi untuk Pasar Percontohan di kabupaten Dompu sebesar
Rp. 10 miliar, revitalisasi pasar tradisional di Kota Mataram sebesar
Rp. 3 miliar, serta kabupaten Bima sebesar Rp. 5 miliar. Jadi, total
anggaran yang diberikan kepada Provinsi NTB untuk program revitalisasi
pasar tahun 2013 adalah sebesar Rp. 33.771.960.000 dan Rp. 3.247.140.000
untuk program Resi Gudang di kabupaten Dompu.
Mengingat besarnya dana yang telah
dikeluarkan, Kementerian Perdagangan RI mengharapkan pasar tersebut
benar-benar bisa menjadi kebanggaan dan membawa kesejahteraan bagi
masyarakat di sekitarnya. Maka dari itu, Mendag menghimbau agar pasar
tersebut selalu dijaga dan dipelihara oleh para pengguna pasar, terutama
pedagang dan konsumen. “Jika dirawat dengan baik, kami yakin pasar akan
memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan masyarakat sekitar,”
tegas Mendag.Ke depannya, Mendag berpesan agar pasar
juga dapat dilengkapi dengan CCTV untuk memantau aktivitas
perdagangan dan mengoptimalkan monitoring, evaluasi transaksi
perdagangan serta sebagai alat keamanan di pasar. Menurut Mendag,
Pasar juga sebaiknya dilengkapi dengan Pohon Trembesi agar menjadi hijau
dan rindang sehingga membuat nyaman masyarakat yang bertransaksi di
pasar.
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini