Wilayah pesisir merupakan wilayah yang termasuk paling banyak
ditinggali manusia, termasuk di Indonesia. Wilayah ini pula yang
umumnya merupakan wilayah yang pertama dikembangkan. Hal ini disebabkan
potensinya dalam berbagai aspek, termasuk ketersediaan sumber daya air,
kekayaan alam, ekosistem yang melimpah (merupakan habitat dari ratusan
bahkan ribuan spesies), letak geografis yang strategis sebagai jalur
lalu lintas perairan, fungsi ekologis sebagai penahan (buffer) ombak
dari laut, dan lain-lain.
Karena berbagai potensinya tersebut wilayah pesisir sejalan dengan
waktu merupakan wilayah terpadat di hampir seluruh negara di dunia.
Pertumbuhan penduduk yang pesat ini kemudian melahirkan berbagai kawasan
(kota) besar, atau yang sering diistilahkan sebagai ‘megacity’, yaitu
kota dengan jumlah penduduk 10 juta lebih. Megacity ini banyak kita
kenal sebagai kota-kota terkenal di dunia, seperti New York, San
Francisco, Tokyo, Rio de Janeiro, Delhi, dan Jakarta.
Pertumbuhan daerah-daerah pesisir menjadi kota-kota besar bahkan
megacity ini selai berkontribusi pada perkembangan wilayah maupun
negara, tak dapat dihindarkan menimbulkan berbagai permasalahan
lingkungan. Berbagai kegiatan di pelabuhan, pertambahan perumahan,
perkembangan industri, lalu lintas kapal laut, dan lain-lain, telah
menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan dari waktu ke waktu.
Tumpahan minyak akibat kebocoran kapal tanker, pembuangan limbah
domestik dari perumahan di pesisir, pencemaran logam berat dari kegiatan
industri, pencemaran nutrient dari berbagai sumber yang mengakibatkan
eutrofikasi (pertumbuhan alga yang tak terkendali yang menyebabkan
defisit oksigen di perairan pantai), penyebaran penyakit akibat patogen
yang terbawa limbah, dan lain-lain, merupakan permasalahan lingkungan
yang saat ini terjadi secara umum di kota-kota di wilayah pesisir di
dunia.
Indonesia tak terkecuali. Ratusan kota
pesisir dengan penduduk lebih dari 10.000 orang berada di negara kita
ini, dan kota-kota yang paling besar adalah Jakarta, Surabaya, Medan,
Makasar, Semarang. Kota-kota ini telah menjadi pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Kondisi lingkungan di kota-kota di wilayah
pesisir telah menjadi perhatian dan keprihatinan banyak pihak terutama
yang bergerak di bidang lingkungan. Sebagaimana umumnya kota-kota
pesisir di negara lain, kota-kota pesisir di Indonesia pun mengalami
penurunan kualitas linkungan secara signifikan.
Jakarta, misalnya, sebagai ibu kota dan kota terbesar di Indonesia,
mengalami penurunan kualitas lingkungan dari waktu ke waktu, ditandai
dengan pencemaran yang parah di Teluk Jakarta, di mana berbagai
pembuangan baik dari perumahan maupun industri di ibu kota ini.
Perkembangan yang tidak menguntungkan
dari segi lingkungan ini perlu mendapat perhatian banyak pihak, sebelum
kondisi yang tak dapat lagi dipulihkan terjadi di kota-kota pesisir
tersebut.
Berbagai alternatif pengelolaan wilayah pesisir banyak dikembangkan. Salah satunya adalah konsep ‘waterfront city’, yaitu perencanaan dan pengelolaan kota pesisir yang mengedepankan fungsi air sebagai sumber daya utama sekaligus daya tarik wisata bagi pengembangan kota tersebut. Sumber daya air (dalam hal ini perairan pesisir – pantai dan estuari) dijadikan titik sentral pengembangan aspek-aspek lain dalam pembangunan, seperti kegiatan ekonomi, industri, aktivitas sosial, arsitektur kota, pariwisata, dan lain-lain.
Berbagai alternatif pengelolaan wilayah pesisir banyak dikembangkan. Salah satunya adalah konsep ‘waterfront city’, yaitu perencanaan dan pengelolaan kota pesisir yang mengedepankan fungsi air sebagai sumber daya utama sekaligus daya tarik wisata bagi pengembangan kota tersebut. Sumber daya air (dalam hal ini perairan pesisir – pantai dan estuari) dijadikan titik sentral pengembangan aspek-aspek lain dalam pembangunan, seperti kegiatan ekonomi, industri, aktivitas sosial, arsitektur kota, pariwisata, dan lain-lain.
Pembangunan kota-kota pesisir dengan
konsep ‘waterfront city’ ini berpijak pada paradigma dan cara pandang
yang baru terhadap sumber daya air, yaitu sebagai sumber daya primer
untuk pengembangan sebuah kawasan. Dengan cara pandang yang baru ini
konservasi sumber daya air menjadi kepentingan semua pihak di kawasan
tersebut.
Konsep ini telah banyak dikembangkan di
berbagai kota di dunia, termasuk di kota-kota yang disebutkan di awal
tulisan ini. Jakarta pun telah mengembangkan konsep ini, walau
perencanaan yang menyeluruh masih merupakan sebuah proses panjang.
Diharapkan kota-kota lain di pesisir di Indonesia dapat dikembangkan
dengan cara yang lebih baik khususnya dalam pendekatannya terhadap
sumber daya air, sehingga lingkungan di kota pesisir diharapkan lebih
baik di masa depan.
http://itb89.org/
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini