Sebagaimana diketahui Badan Anggaran DPR telah memberikan persetujuan
pemberian remunerasi bagi 20 K/L dengan anggaran lebih dari 2,97
Triliun. Perlu dipahami bahwa ada 2 model persetujuan DPR, pertama
melalui Komisi terkait dan kedua lewat Badan Anggaran DPR. Perbedaaanya
terletak pada pemenuhan kebutuhan anggarannya, bila suatu
Kementerian/lembaga memerlukan tambahan pagu untuk tunjangan kinerja
atau remunerasi, pagu tersebut perlu mendapat persetujuan Badan Anggaran
DPR. Apabila tidak memerlukan tambahan pagu, namun memerlukan realokasi
anggaran cukup melalui komisi terkait.
Itulah yang menyebabkan mengapa LIPI, Kemenristek, BATAN bisa lebih
dulu mendapat persetujuan DPR, karena hanya realokasi anggaran. Tinggal
Kemenpera saja yang belum ada persetujuan DPR. Nah, dengan persetujuan
DPR berarti tinggal menunggu Peraturan Presiden keluar. Perpres ini
sebagai payung hukum, sebagai dasar untuk mencairkan dana tunjangan
kinerja.
Pertanyaan selanjutnya yang sering wira wiri di blog ini: Bagaimana Job Grade-nya ? Yang pasti tunggu Perpres-nya Namun saya coba memberikan sedikit gambaran penentuan job grading tunjangan kinerja.
Jumlah kelas grading remunerasi dibedakan :
- Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non-kementerian (LPNK) yang pimpinannya setingkat Menteri, job gradingnya paling tinggi kelas 17, dengan 1 jabatan non grade untuk posisi Wakil menteri (jika ada),
- LPNK dengan jabatan struktural teringgi: Sekretaiat Utama, Deputi atau Inspektorat Utama, jab grade tertinggi adalah grade 16, dengan 1 jabatan non grading untuk posisi Kepala atau Wakil Kepala.
Penentuan Besaran Tunjangan Kinerja per Grade bagi bagi
K/L yang telah melaksanakan reformasi didasarkan pada faktor
berikut: Tingkat capaian (persentase) RB, Nilai dan Kelas
jabatan, Indeks harga nilai jabatan, Faktor Penyeimbang dan Indeks
tunjangan kinerja daerah provinsi
Rumus Tunjangan Kinerja : Tingkat Persentese RB x Nilai Rata2 jabatan x Indeks Harga jabatan x Faktor penyeimbang x Indeks tunjangan kinerja daerah provinsi
Sebenarnya masing-masing K/L sudah melakukan avaluasi jabatan berikut
besaran tunjangan per grade-nya yang sudah disetujui. Jadi besaran
tersebut tinggal dikalikan dengan persentase tingkat capaian Reformasi
Birokrasi di instansi tersebut. Besaran persentase diperoleh dari
verifikasi lapangan oleh Tim UPRBN yang sudah pernah saya posting
sebelumnya ( Bagian 1 dan Bagian 2)
Tingkat Pencapaian Reformasi Birokrasi | ||
No | K/L | Persentase |
1 | ANRI | 53% |
2 | BATAN | 53% |
3 | BKKBN | 54% |
4 | BKN | 48% |
5 | BKPM | 56% |
6 | BNN | 45% |
7 | BNPT | 35,7% |
8 | BNPT | 35,7% |
9 | BPOM | 47% |
10 | BPPT | 68% |
11 | BPS | 53% |
12 | LAN | 58% |
13 | Lemhanas | 54,0% |
14 | Lemsaneg | 42% |
15 | LKPP | 70% |
16 | Perindustrian | 56% |
17 | Pertanian | 45% |
18 | Perumahan Rakyat | 41% |
19 | PPPA | 33,9% |
20 | Ristek | 47,0% |
Sebagai ilustrasi atau contoh lihat pada Tabel Remunerasi
bagi bagi K/L yang sudah menerima tunjangan kinerja. Persentese capaian
Polri 24,5 %, TNI 37 %, Kejaksaan dan Kemenkumham sekitar 40 %.
Satu-satunya instansi yang tingkat pencapaiannya sudah 100 % hanya
Kemenkeu. Silahkan hitung sendiri perkiraan besaran tunjangan kinerja
yang diterima.
http://setagu.net/
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini