Setelah purna tugas
sebagai Walikota Yogyakarta tidak menyurutkan semangat Herry Zudianto
untuk mewakafkan tenaga dan pemikirannya bagi kepentingan masyarakat.
Dua Periode memimpin Kota Yogyakarta, desakralisasi birokrasi beliau
lakukan dengan mengubah mentalitas birokrat dari penguasa menjadi
pelayan masyarakat. Beliau juga memposisikan dirinya sebagai Kepala
Pelayan Masyarakat Kota Yogyakarta. Purna tugas dihadapinya dengan
menyalakan api pengabdian bagi masyarakat.
Kamis, 05 April 2012, kami tim redaksi
www.kotajogja.com, berkesempatan mengunjungi salah satu tokoh Yogyakarta
yang inspiratif Herry Zudianto. Berada di dalam beranda seluas sekitar 3
x 4 meter ini menghadap arah utara dengan kolam renang yang dihiasi
batu alam berwarna hitam, satu set furniture antik dari kayu tampak
memenuhi beranda yang nyaman ini. Herry Zudianto yang akrab di panggil
Kang Herry menceritakan dinamikannya menjadi Ketua RW 02 Golo Pandeyan
Umbulharjo Yogyakarta dan Ketua Umum PMI Propinsi DIY selepas purna
tugas menjadi Walikota Yogyakarta dua periode (2001-2011).
“Menjadi Ketua RW bukanlah sesuatu yang hanya bersifat teknis saja, mengurusi administrasi warga, saya ingin mengembalikkan fungsi dari ketua RW sebagai pemimpin yang mampu mengajak dan meyakinkan bagi masyarakat untuk mensinergikan potensi sosial masyarakat sehingga masyarakat merasa berdaya dan mandiri sehingga tidak semua permasalahan dilimpahkan kepada pemerintah,” ucap Kang Herry dengan semangat dan optimis.
Bagi Kang Herry sendiri, menjadi pemimpin itu bisa ada di semua level tidak hanya terpaku pada level atas saja. Menurut penuturannya, jabatan Ketua RW belum tentu lebih mudah dari pada jabatan Walikota yang pernah disandangnya. “Karena menjadi ketua RW saya harus head to head terhadap masyarakat dan menghadapi kondisi nyata di lapangan. Saya pun sudah mempersiapkan kunjungan kerja di setiap wilayah RT yang berada dalam wilayah administrasi RW 02 Kampung Golo yang saya pimpin. Setiap selepas sholat subuh saya akan lakukan itu untuk mengetahui kondisi masyarakat di wilayah RW saya” kata Kang Herry sembari tertawa lepas. Semangat Kang Herry menjalankan jabatan baru sebagai Ketua RW 02 Golo juga berbanding lurus dengan warga yang dia pimpin, bahkan salah satu warganya menyatakan kesediaannya menjadi tuan rumah rapat kerja RW yang akan digelar bersama para pengurus lainnya.
“Menjadi Ketua RW bukanlah sesuatu yang hanya bersifat teknis saja, mengurusi administrasi warga, saya ingin mengembalikkan fungsi dari ketua RW sebagai pemimpin yang mampu mengajak dan meyakinkan bagi masyarakat untuk mensinergikan potensi sosial masyarakat sehingga masyarakat merasa berdaya dan mandiri sehingga tidak semua permasalahan dilimpahkan kepada pemerintah,” ucap Kang Herry dengan semangat dan optimis.
Bagi Kang Herry sendiri, menjadi pemimpin itu bisa ada di semua level tidak hanya terpaku pada level atas saja. Menurut penuturannya, jabatan Ketua RW belum tentu lebih mudah dari pada jabatan Walikota yang pernah disandangnya. “Karena menjadi ketua RW saya harus head to head terhadap masyarakat dan menghadapi kondisi nyata di lapangan. Saya pun sudah mempersiapkan kunjungan kerja di setiap wilayah RT yang berada dalam wilayah administrasi RW 02 Kampung Golo yang saya pimpin. Setiap selepas sholat subuh saya akan lakukan itu untuk mengetahui kondisi masyarakat di wilayah RW saya” kata Kang Herry sembari tertawa lepas. Semangat Kang Herry menjalankan jabatan baru sebagai Ketua RW 02 Golo juga berbanding lurus dengan warga yang dia pimpin, bahkan salah satu warganya menyatakan kesediaannya menjadi tuan rumah rapat kerja RW yang akan digelar bersama para pengurus lainnya.
Mengakhiri jabatan Walikota Yogyakarta
selama dua periode tidak menghalangi istri Dyah Suminar ini untuk terus
melakukan kegiatan sosial dan tidak terbatas di lingkungan Kampung Golo
dan sekitarnya. Dengan penuh optimisme dan antusias Kang Herry
menceritakan program-program kerja sebagai Ketua PMI DIY. Sembari
mempersilahkan kami untuk menikmati hidangan yang ada, Kang Herry
menceritakan ada salah satu koran lokal menjuluki dirinya Sang Penghisap
Darah.
“Julukan tersebut bukannya tanpa alasan, karena di setiap kesempatan saya selalu menyelipkan kampanye untuk donor darah bagi sesama. Mendonorkan darah selain sangat mulia karena bernilai kemanusiaan yaitu membantu orang lain yang membutuhkan darah dan ini bisa memberikan kesempatan hidup bagi orang lain. Disamping itu, dengan melakukan donor minimal tiga bulan sekali, akan dirasakan berbagai manfaat untuk kesehatan si pendonor sendiri. Donor darah tentunya juga dapat menjadi salah satu solusi dalam menjaga kesehatan, karena dengan donor akan membuat darah encer dan pergantiannya di tubuh semakin lancar, “ kata Kang Herry.
“Julukan tersebut bukannya tanpa alasan, karena di setiap kesempatan saya selalu menyelipkan kampanye untuk donor darah bagi sesama. Mendonorkan darah selain sangat mulia karena bernilai kemanusiaan yaitu membantu orang lain yang membutuhkan darah dan ini bisa memberikan kesempatan hidup bagi orang lain. Disamping itu, dengan melakukan donor minimal tiga bulan sekali, akan dirasakan berbagai manfaat untuk kesehatan si pendonor sendiri. Donor darah tentunya juga dapat menjadi salah satu solusi dalam menjaga kesehatan, karena dengan donor akan membuat darah encer dan pergantiannya di tubuh semakin lancar, “ kata Kang Herry.
Di iringi rintik hujan perpaduan teh
hangat, camilan, pisang rebus dan tahu goreng menemani obrolan kami
bersama Kang Herry. Dalam obrolan tersebut Kang Herry berbagi pengalaman
dengan kami ketika diberikan amanah memimpin Kota Yogyakarta. Menurut
perspektif Kang Herry seorang pemimpin harus memiliki visi yang jauh
kedepan dibandingkan dengan yang lain karena tugas pemimpin melakukan
perubahan, mampu mewujudkan gagasan, kedua seorang pemimpin harus
melebarkan telinga yang selebar-lebarnya untuk mendengarkan aspirasi
dari pihak yang sepakat maupun yang tidak. Komunikasi dan budaya dialog
menjadi jembatan untuk saling asah asih asuh. Yang ketiga jangan takut
mengambil keputusan, karena setiap keputusan yang diambil secara
sunatullah pasti ada pihak yang pro dan kontra. Dari sinilah jiwa
kepemimpinan terasah dan mampu menjadi problem solver.
Jarum jam terus berjalan setiap detik hingga waktu Maghrib tiba, kami pun menyudahi obrolan yang sangat berkesan ini kemudian berpamitan kepada Kang Herry dan Bu Dyah Suminar di beranda rumah yang menjadi tempat favorit beliau ketika berada di rumah. (foto dan tulisan: yuda putra, aan ardian/www.kotajogja.com)
Jarum jam terus berjalan setiap detik hingga waktu Maghrib tiba, kami pun menyudahi obrolan yang sangat berkesan ini kemudian berpamitan kepada Kang Herry dan Bu Dyah Suminar di beranda rumah yang menjadi tempat favorit beliau ketika berada di rumah. (foto dan tulisan: yuda putra, aan ardian/www.kotajogja.com)
BIODATA
H. Herry Zudianto, SE, Akt, MM l Lahir, Yogyakarta, 31 Maret 1955
Istri :Dyah Suminar, SE l Anak: Alfita Ratna Hapsari, Arief Nur Wibawanto dan Annisa Rahma Herdyana
PENDIDIKAN
SD Muhammadiyah Ngupasan YK 1969 l SMP Negeri 2 Yogyakarta 1971 l SMA Negeri 3 Yogyakarta 1973 | Jurusan Teknik Sipil FT UGM 1974/dua semester l Jurusan Akuntansi FE UGM 1981 | Magister Manajemen Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 1997
PEKERJAAN
Wali Kota Yogyakarta (2001-2011) l Ketua PMI DIY | Ketua RW 02 Golo Pandeyan Umbulharjo Yogyakarta.
PENGHARGAAN
Widya Krama untuk Keberhasilan Menuntaskan Program Wajib Belajar 9 Tahun Tingkat Nasional (2003) | Penyelenggaraan Sanitasi Terbaik Nasional (2005) l Model Pemberdayaan Masyarakat Nasional (2005) | Manggala Karya Kencana Nasional (2003) l Citra Pelayanan Prima Terbaik Nasional (2003, 2004) | Wahana Tata Nugraha Terbaik Nasional (2004) l Kota Sehat Manggala Bakti Husada Terbaik Nasional (2003) | Adipura Bangun Praja Terbaik Nasional (2005) l Kota Bersih Terbaik Nasional (2005) | E-Government Award Pemerintah Kabupaten/Kota Terbaik Nasional (2005) | E-Government Award The Best of the Best) versi Warta Ekonomi (2005) l Otonomi Award (2006) | Peringkat I Penataan Kawasan Kumuh Terbaik Nasional (2006) | Peringkat II Penyelenggaraan Sanitasi Nasional (2006) l Adipura untuk Kategori Kota Besar (2007) | Penerima Bung Hatta Anti Corruption Award (2010)
H. Herry Zudianto, SE, Akt, MM l Lahir, Yogyakarta, 31 Maret 1955
Istri :Dyah Suminar, SE l Anak: Alfita Ratna Hapsari, Arief Nur Wibawanto dan Annisa Rahma Herdyana
PENDIDIKAN
SD Muhammadiyah Ngupasan YK 1969 l SMP Negeri 2 Yogyakarta 1971 l SMA Negeri 3 Yogyakarta 1973 | Jurusan Teknik Sipil FT UGM 1974/dua semester l Jurusan Akuntansi FE UGM 1981 | Magister Manajemen Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 1997
PEKERJAAN
Wali Kota Yogyakarta (2001-2011) l Ketua PMI DIY | Ketua RW 02 Golo Pandeyan Umbulharjo Yogyakarta.
PENGHARGAAN
Widya Krama untuk Keberhasilan Menuntaskan Program Wajib Belajar 9 Tahun Tingkat Nasional (2003) | Penyelenggaraan Sanitasi Terbaik Nasional (2005) l Model Pemberdayaan Masyarakat Nasional (2005) | Manggala Karya Kencana Nasional (2003) l Citra Pelayanan Prima Terbaik Nasional (2003, 2004) | Wahana Tata Nugraha Terbaik Nasional (2004) l Kota Sehat Manggala Bakti Husada Terbaik Nasional (2003) | Adipura Bangun Praja Terbaik Nasional (2005) l Kota Bersih Terbaik Nasional (2005) | E-Government Award Pemerintah Kabupaten/Kota Terbaik Nasional (2005) | E-Government Award The Best of the Best) versi Warta Ekonomi (2005) l Otonomi Award (2006) | Peringkat I Penataan Kawasan Kumuh Terbaik Nasional (2006) | Peringkat II Penyelenggaraan Sanitasi Nasional (2006) l Adipura untuk Kategori Kota Besar (2007) | Penerima Bung Hatta Anti Corruption Award (2010)
http://www.kotajogja.com/
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini