Yang
banyak orang tahu, padang pasir sulit ditumbuhi tanaman, Tapi disini,
saya melihat tanaman sayur dan buah tumbuh subur. Yang mereka tanam
semuanya berkualitas. Kami mengunjungi Menteri Pertanian Palestina, dia
bilang, "Kalian tahu kapan tumbuhan disini tumbuh subur di bumi yang
gersang ? sejak di blokade 2006. Karena tanah-tanah kami disirami
darah-darah syuhada". Lalu menteri pertanian itu juga mencanangkan bahwa
produk nasional sudah menjadi keputusan yang tidak bisa ditawar lagi.
Sebelumnya, mereka bergantung pada Israel. Saat ini, mereka mampu
swadaya dan tidak membutuhkan pasokan dari Israel.
Bayangkan,
98 persen mereka tidak bergantung lagi pada Israel. Ayam, tanaman buah,
sayur mayur, lauk pauk, semua mereka adakan sendiri. Kami diminta
mencabut tanaman paprika dan anggur yang tumbuh sangat subur. Dengan
buah yang dihasilkan sangat berkualitas. Para petani pemilik tanaman itu
berkata, "silahkan ambil. Karena bumi Palestina adalah rumah kalian".
Tidak ada petani yang melarang kami petik tanamannya.
Menteri
Pertanian Palestina adalah sosok menteri yang kami rasa layak menadi
pemimpin di Gaza ini. Dia pernah dipenjara sela tiga tahun, dan selama
itu dia menghafal 30 juz Al Qur'an. Dia mampu menghafal surat An Nisa
selama 9 jam.
Di Gaza,
buta huruf mendekati angka nol persen. Mulai dari yang buta, atau kaum
difabel digratiskan sekolahnya. Saya juga diundang oleh 15 yayasan
perempuan, seluruh perempuan yang ada di tempat itu bekerja seolah-olah
mereka merdeka. Dalam kondisi diblokade, tertindas, mereka mampu
memberdayakan perempuan, melakukan pelatihan ketrampilan, P3K,
merehabilitasi mentalitas karena serangan-serangan. Dan untuk melakukan
itu, mereka tidak membutuhkan ruangan yang besar, tapi ide-ide yang
cemerlang.
Orang berlomba-lomba mendaftarkan diri sebagai penghafal Al Qur'an. Bahkan ada lembaga Tahfidz perempuan
yang sudah independen. Mereka tidak butuh guru laki-laki lagi. Mereka
merasa bumi ini adalah bumi yang disucikan Allah, dan mereka harus
mempertahankan bahkan merebut. Dan, banyak sekali tanah-ranah yang
dirampas Israel, bisa mereka ambil kembali. Kata Ismail Haniya,
"sejengkalpun kita tidak akan pernah membiarkan tanah Gaza dirampas dan
harus kembali pada kami pemiliknya". Bersama itu, ada tanda-tanda
tulisan " 85 kilometer lagi mendekati Al Quds". Mereka sangat yakin,
bahwa kemenangan itu semakin dekat.
Kami
dengar ceramah-ceramah mereka. Di situ mereka bilang, jika Israel bisa
menghancurkan infrastruktur kami, tapi Israel tidak akan pernah bisa
mengancurkan keinginan kami yang kokoh untuk mempertahankan Gaza ini.
Mereka katakan, "kami tahu kami menderita, susah, tapi persoalan Al Aqsa
adalah lebih utama dari persoalan penderitaan kami". Jujur, setelah
melihat semua keajaiban itu, saya merasa sebenarnya bukan Gaza yang
mendapatkan manfaat dari kedatangan kami, tapi kamilah yang mendapat
banyak hal selama berada disini. Saya bisa simpulkan, bahwa apa yang
saya ketahui tentang Gaza selama ini hanya 10 persen saja. Sisanya saya
saksikan sendiri.
Yang
dibutuhkan Gaza itu sebenarnya ada dua. Pertama adalah blokade itu
harus dicabut. Kedua, pengakuan Internasional. Mereka merasa ada hak-hak
mereka pada kita. Hak-hak ukhuwah. Mereka bilang,"Kewajiban kalianlah
yang memberikan informasi ini kepada dunia Internasional agar blokade
kami dilepas dan kami mendapat pengakuan Internasional".
Seringkali
tercium aroma bunga yang sangat harum melintas. Ketika saya tanya salah
satu syaikh, aroma apa ini ?, dia bilang kalau wangi ini adalah aroma
kasturi. Dia bilang, ada peristiwa orang yang syahid.
Jika
mereka benar-benar lepas dari blokade, Gaza akan melejit menjadi negara
yang sangat kuat. Dari segi intelektual hingga penampilan. Mereka
sepertinya sudah memahami pekerjaan dan kewajiban masing-masing,
Dulu,
Almarhumah Yoyoh Yusroh, hanya enam jam berada di Gaza. Dan itu dalam
kondisi pasca perang. Kesempatan kami kali ini jadi suatu anugerah. Yang
namanya masuk Palestina harus diniatkan. Palestina harus ada dalam
cinta kita. Bisa membuktikan cinta itu adalah anugerah yang sangat
besar. Setidaknya itu yang saya rasakan setelah menyaksikan selaksa
keajaiban di Gaza. selesai
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini