Kerinduan menyambut Pesta rakyat pemimpin baru kami. Pesta - pesta
baru untuk rakyat harus terus dikreasi. Pesta ini sejatinya hanyalah
kegembiraan karena perjumpaan. Perjumpaan antara pemimpin dan rakyat.
Bukanlah pesta hura – hura semata. Pesta kegembiraan karena dua
kerinduan yang bersua. Jalan - jalan dan tanah lapang menjadi istananya.
Pesta - pesta semacam inilah yang menjadi kerinduan kita.
Tidak berlindung
dibalik gagah dan sigapnya para pengawal. Tetapi ia datang dan menyatu
mengikuti dorongan kerinduannya. Melepas jas dan dasi yang membuatnya
berjarak dan membuat rakyat enggan mendekat. Meninggalkan mobil mewah yang membuatnya terpenjara dan terkungkung bisu. Dan
pesta pun sempurna.
Di tengah-tengah warga miskin, di gang – gang
sempit, pemukiman kumuh dan padat, di pasar – pasar, diterminal,
dipinggiran sungai, pesta itu disambut dengan meriah. Cinta
dan harapan pun bersatu di setiap tempat itu.
Dan nampaknya kabar kegembiraan pesta itu terus menyebar ke seluruh pelosok dan merekapun menginginkan pesta serupa. Seperti
kata pujangga, kekuatan cinta tak akan tertahankan oleh apapun juga.
Tidak akan terhalang oleh gunung maupun samudera. Tidak juga oleh hujan
badai maupun terik sang surya. Berkat Tuhan pestapun menjadi nyata,
dan kita semua telah menjadi saksinya. Dua kerinduan cinta antara rakyat
dan pemimpin terpuaskan di sepanjang jalan.
Cinta rakyat sudah terlalu lama
tertahan. Untuk bersua dan menyatu dengan pemimpinnya. Berbicara dan
mendengar langsung apa rencananya. Jangan serahkan pada media menjadi
jembatannya sebab kita kini ragu akan itikad baiknya.
Pesta rakyat pasti tidak semua suka. Luka pesta demokrasi masih
mengaga. Maka biarkan mereka juga mengekspresikan kekecewaannya.
Mengkritik, mencaci atau bahkan mengumpat, biarkan dan terimalah saja.
Mungkin jalan itu akan menyembukan lukanya. Inilah bagian dari ekspresi
cinta kita yang sesungguhnya, saat membiarkan sesama menyembuhkan
lukanya, dan menemukan kembali harapan dan cintanya walau mungkin
menyakitkan juga bagi kita.
Kami merindukan Pesta Rakyat itu. Hanya dengan pesta ini, harapan yang
mustahil bisa terjembatani. Yang diawang – awang bisa membumi. Harapan
yang mati bisa hidup kembali. Dan inilah kekuatan cinta yang hakiki
antara pemimpin dan rakyatnya.. Maka mari terus
mengkreasi pesta – pesta, pesta perjumpaan antara pemimpin dan rakyat
demi kemakmuran kita bersama.
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini