Batubara, gas, dan minyak adalah bahan bakar fosil yang bertanggung jawab untuk sebagian besar listrik dan kebutuhan energi di dunia. Batubara, yang tersedia di sebagian besar dunia, terus berkembang dan dikembangkan, dan telah digunakan sebagai sumber utama bahan bakar bahkan dalam peradaban manusia purba. Batubara juga digunakan pada mesin uap di awal revolusi industri.
Keuntungan Batubara sebagai Bahan Bakar Pembangkit Listrik
Dewasa ini, kemajuan teknologi telah memungkinkan batubara berperan dalam memperbaiki kondisi hidup manusia dengan perannya dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar manusia. Batubara telah digunakan secara luas di pembangkit listrik dengan teknologi yang lebih baik, yang digunakan untuk memastikan ada keseimbangan antara kepentingan ekologi dan ekonomi dalam memproduksi energi yang terjangkau dan berkelanjutan.
Tapi, apakah batubara benar-benar merupakan jawaban untuk energi yang terjangkau dan berkelanjutan? Untuk menemukan jawaban pertanyaan ini, jalan terbaik adalah mengenali keuntungan dan kerugian pembangkit batubara. Beberapa keuntungannya termasuk diantaranya adalah keandalan, keterjangkauan, keberlimpahan, teknologi yang sudah dikenal, keamanan, dan tingkat efisiensi.
Keandalan. Salah satu keuntungan terbesar dari pembangkit berbahan bakar batubara adalah keandalannya. Kemampuan batubara untuk memasok listrik pada permintaan puncak diakui sebagai kelebihan utama batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Hal ini ditambah dengan fakta bahwa pembangkit listrik berbahan bakar batubara bubuk dirancang untuk mendukung sistem gridding guna menghindari pemadaman.
Keterjangkauan. Energi yang dihasilkan dari pembangkit batubara lebih murah dan lebih terjangkau dibandingkan sumber energi lainnya. Karena batubara berlimpah, sudah pasti dibutuhkan ongkos yang lebih murah untuk menghasilkan listrik menggunakan bahan bakar ini. Selain itu, biaya untuk mengekstrak dan menambang batubara tidaklah mahal. Akibatnya, harga masih lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar dan sumber energi lain.
Keberlimpahan. Ada lebih dari sekitar 300 tahun cadangan batubara yang masih dapat diakses secara ekonomis. Dengan jumlah ketersediaan batubara yang besar untuk dapat digunakan, pembangkit berbahan bakar batubara dapat terus disuplai untuk beberapa tahun mendatang.
Teknologi yang Sudah Dikenal. Produksi dan penggunaan batubara sebagai bahan bakar sudah dipahami dengan baik, dan teknologi yang dibutuhkan dalam memproduksinya terus maju. Selain itu, teknik penambangan batubara terus ditingkatkan untuk memastikan bahwa ada pasokan konstan batubara untuk produksi listrik dan energi.
Keselamatan. Umumnya, pembangkit berbahan bakar batubara dianggap lebih aman daripada pembangkit listrik tenaga nuklir. Kegagalan pembangkit listrik batubara tentu tidak akan menyebabkan peristiwa bencana seperti krisis nuklir. Selain itu, kesejahteraan dan produktivitas karyawan industri batubara telah meningkat tajam selama bertahun-tahun. Bahkan, cedera, kerugian akibat kehilangan waktu, dan kematian telah menurun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Kerugian dari Pembangkit Listrik Batubara
Di sisi lain, ada juga beberapa kelemahan yang signifikan dari pembangkit berbahan bakar batubara termasuk Emisi Gas Rumah Kaca (GRK), kerusakan tambang, menghasilkan jutaan ton limbah, dan emisi zat-zat berbahaya.
Emisi Gas Rumah Kaca. Tidak dapat dipungkiri bahwa batubara meninggalkan produk samping yang berbahaya pada saat pembakaran. Produk sampingan ini menyebabkan banyak polusi dan berkontribusi terhadap pemanasan global. Emisi karbon yang meningkat pada pembangkit berbahan bakar batubara telah menyebabkan pemanasan global lebih lanjut, yang mengakibatkan perubahan iklim.
Kerusakan Akibat Pertambangan. Pertambangan batubara tidak hanya mengakibatkan kerusakan habitat dan pemandangan, tetapi juga menggusur tempat hidup manusia. Di banyak negara dimana batubara secara aktif ditambang, banyak masyarakat yang mengungsi dalam jumlah besar karena pergerakan bumi yang disebabkan oleh penambangan bawah tanah. Tempat di dekat tambang batubara tidak aman untuk tempat tinggal manusia karena tanah tersebut bisa longsor kapan saja.
Menghasilkan Jutaan Ton Limbah. Jutaan ton produk limbah, yang tidak dapat digunakan lagi, dihasilkan dari pembakaran di pembangkit batubara. Selain fakta bahwa produk-produk limbah berkontribusi pada masalah pembuangan, limbah ini juga mengandung zat berbahaya.
Emisi Zat-zat Berbahaya. Pembangkit termal seperti pembangkit batubara memancarkan zat berbahaya bagi lingkungan. Emisi ini termasuk merkuri, sulfur dioksida, karbon monoksida, merkuri, selenium, dan arsen. Zat-zat berbahaya tidak hanya menyebabkan hujan asam, tetapi juga sangat berbahaya bagi manusia.
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini