Penulis : Kurnia Sari Aziza | Kamis, 3 Januari 2013 | 14:13 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com —
Untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi di Ibu Kota, Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta di bawah pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo akan membangun sebuah megaproyek bernama deep tunnel
atau Terowongan Multifungsi. Beberapa waktu lalu, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah DKI pernah menyampaikan bahwa megaproyek tersebut
merupakan proyek dadakan.
Jangan ada yang ngomong
proyek dadakan. Masak setelah masuk gorong-gorong terus dibilang timbul
ide dadakan. Saya hanya melaksanakan dari perencanaan dan blueprint yang
sudah ada.
-- Joko Widodo
Menanggapi
hal tersebut, pria yang akrab disapa Jokowi itu menampik proyek itu
disebut proyek dadakan. Hal itu disampaikannya saat ia memaparkan
bagaimana pembuatan terowongan sedalam 40-60 meter tersebut.
"Jangan ada yang ngomong proyek dadakan. Masak setelah masuk gorong-gorong terus dibilang timbul ide dadakan. Saya hanya melaksanakan dari perencanaan dan blueprint yang sudah ada," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Kamis (3/1/2013).
Saat
itu pula, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama ikut menimpali
pernyataan Jokowi dan mengatakan kalau megaproyek tersebut bukanlah
wangsit yang tiba-tiba datang saat masuk ke dalam gorong-gorong.
"Jadi, memang itu Pak Gubernur bukan dapat wangsit dari gorong-gorong," kata Basuki.
Dalam
presentasi Terowongan Multifungsi yang ditampilkan, Jokowi memaparkan
dalam menggali tanah tersebut tidak menggunakan cara tradisional seperti
cangkul, tetapi menggunakan teknologi tinggi. "Ini ada sebuah mesin
khusus, nanti bornya akan disesuaikan dengan diameter terowongan," kata
Jokowi.
Setelah itu, Basuki kembali menimpali kalau teknologi bor
tersebut sudah ada di Spanyol. Saat itu, DPRD yang diwakili oleh Wakil
Ketua Triwisaksana mengatakan, proyek raksasa yang memerlukan biaya
sangat besar itu seharusnya sudah dimasukkan ke dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2012-2017.
Mengenai
perihal tersebut, Jokowi akan memasukkan proyek tersebut ke dalam RPJMD
dan diajukan ke Rencana Detail dan Tata Ruang (RDTR). Sebelumnya,
Gubernur DKI Joko Widodo mengatakan bahwa Jakarta membutuhkan saluran
raksasa di dalam tanah atau disebut sebagai deep tunnel. Terowongan ini dibutuhkan untuk mengatasi persoalan banjir yang berimbas pada kemacetan parah.
Menurut Jokowi, deep tunnel
nantinya bisa berfungsi untuk beragam kepentingan. Selain sebagai
saluran air raksasa pada saat banjir, di saat yang lain, juga bisa
sebagai sarana transportasi. Deep tunnel yang dimaksud mirip dengan konsep smart tunnel yang ada di Kuala Lumpur. Rencananya, deep tunnel akan membentang dari MT Haryono sampai Pluit.
http://megapolitan.kompas.com/
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini