Aku duduk-duduk bersama seorang pedagang kembang dipasar pagi, wajahnya optimis menyambut hari, sesekali aku bertanya tentang keadaannya dan apakah ada harapannya di tahun baru 2013. Dia terlihat tersenyum lebar sangat gembira karena dia bersama anak-anaknya akan melewati pergantian tahun menonton pesta kembang api di pusat kota.
tahun ini maupun besok bertambah tahun, kami tetap bergembira, meski mereka sangka ekonomi kami tak kunjung membaik. tak ada perbaikan sandang maupun papan untuk kami segarkan anggapan orang-orang, apalagi lahan kami sudah diganti rugi oleh penguasa untuk dijadikan sumber pendapatan segelintir orang. alhamdulillah kami bersama anak-anak dirumah diberikan kesabaran dan tetap bersyukur, yang jelas kami punya Nabi, Nabi tercinta kami yang jauh lebih menderita dari kami. kami merindukanNya.
Nabi kami tak pernah mengagungkan kebudayaan yang bukan bersumber dari keyakinan, beliau lebih gemar nongkrong bersama anak - anak miskin membagi pengetahuan dan keceriaan saat paceklik, tiada hari yang lebih menyenangkan baginda ketika beliau mengunjungi fakir miskin yang kelaparan ataupun hamba sahaya yang tertindas.
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini