Konon, sebelum dirimu menduduki singgasana itu, sempat jenuh kumelihatmu bolak balik menemuiku, dengan beragam variasi kepentingan. Sifatmu menjadi sangatlah over dosis dari kebiasaanmu, berlaku melebihi para sufi yang menjadi tabiatnya. Sangkaku menjadi lunak seketika, menjadi menceburkan diri dalam keyakinan yang kubuat sendiri.
Konon, banyaklah massa yang terpesona dengan radikalisasi yang ingin kau instankan dalam 5 tahun kedepan. Menjadi mengalahkan sadaqah kepada orang miskin, hingga payahpun tak berharga. Pos jaga, kontingen bendera, melepaskan atribut kecewa. Hanya dalam hitungan bulan, kau mampu merangkumnya.
Konon, kami sampai detik ini setelah singgasana itu kau duduki, tak pernah kau ajak bermain di istanamu, melakukan manuver keadilan seperti yang pernah kau utarakan, diajak berdiskusi tentang lingkungan, tentang kekurangan debit air apalagi lahan kesejahteraan.
Konon, keadilan bukanlah kebenaran. Konon, tak ada hukuman bagi yang menanam pengharapan. KO Non, di konotasikan pada Tuhan.
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini