"
Perjalanan kami ke Gaza kali ini, benar-benar menguras air mata. Ada
banyak cerita penuh ibroh dan mengguncang ruhiyah. Kalau selama ini kami
hanya dengar dari banyak sumber, disini kami benar-benar
menyaksikannya."
Dituturkan oleh Nurjannah Hulwani kepada Purwanti dan Teni Supriyani, dimuat dimajalah Tarbawi edisi 277
Dari
berbagai info, baik pembicaraan orang-orang atau pemberitaan media,
yang ada dalam benak saya, Palestina itu negara yang sangat menderita.
Dipenuhi oleh orang-orang yang ketakutan. Tanah yang kumuh dan tempat
tinggal yang tanpa rasa aman dan nyaman. Intinya dalam bayangan saya,
Palestina itu benar-benar dalam keadaan yang sangat memprihatinkan.
Pada
tanggal 8 Mei lalu, saya dan rombongan, Soeripto, Ali Amril dan DR
Muqoddam Cholil dari Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), Eko
Anugrah dari KNRP Nusa tenggara Barat, Suryana Majana Sastra dari PKPU,
Heri Efendi dan Bachtiar Nasir dari ASPAC for Palestine, Maryam
Rachmayani dari ADARA Relief Internasional, Wirianingsih dari
Persaudaraan Muslimah (SALIMAH), dan Akhmad Sadeli Karim dari Mathla'ul
Anwar, berkesempatan datang ke Palestina.
Ini
adalah perjalanan kedua setelah akhir tahun 2009 lalu. Tujuan kami
datang waktu itu adalah untuk memberikan empati kepada warga Gaza pasca
perang Furqan yang berlangsung besar-besaran selama 22 hari pada tahun
2008. Diperkirakan pada saat itu, ada 43 negara yang melakukan
Munasharah untuk membempati, namun gagal. Dikelompok lain ada 16 negara
eropa yang sudah mabit (menginap) selama 30 hari dengan membawa
1.500 kontainer bantuan. Mereka berangkat dengan kekuatan lembaga. Dalam
perjalanan kali ini, kami membawa rombongan di bawah bendera ASPAC for
Palestine.
Sebelum
bergabung dengan rombongan ASPAC for Palestine, rencananya kami akan
masuk kedalam rombongan Syaddul Rihal yang terdiri dari 150-200 orang
dari 20 negara. Keberangkatan pun sempat mengalami penundaan. Awalnya
kami akan berangkat pada tanggal 10-12 April, namun akhirnya ditunda
hingga 2-9 Mei. Tapi ditunda lagi hingga final tanggal 8 Mei 2012 kami
berangkat menuju Mesir. Saya sudah mengalami perjalanan ini sebelumnya,
dan penundaan-penundaan ini adalah bagian dari proses untuk bisa
mewujudkan mimpi bertemu saudara-saudara kami di Gaza.
Ketika
tiba di Mesir, kami mendapat beberapa kabar bahwa ada rombongan
pengusaha dari berbagai macam negara sudah sampai dipintu Rafah tapi
tidak bisa masuk, padahal mereka sudah mengantongi izin. Ada juga
sebagian kelompok Sahabat Al Aqsha yang harus lewat terowongan.
Kabar-kabar itu membuat perasaan saya berkecamuk, seperti diaduk-aduk.
Perasaan seperti ini ujian juga sebenarnya, tapi kita berdoa saja supaya
Allah beri kemudahan. Rencananya kami berangkat menuju Gaza tanggal 13
Mei.
sumber http://indrabl.blogspot.com/ bersambung bag 2
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini