Salah satu pemecahannnya adalah tenaga hydrogen. Disamping
keberadaannnya yang melimpah, hasil gas buangnya sangat aman. Prinsip
kerjangan adalah reaksi hydrogen dan oksigen dimana bila hydrogen dan
oksigen ditemukan pada tekanan tinggi maka terbentuklah air dan
pelepasan tenaga yang sangat besar. Cuma masalahnya karena tenaga yang
dihasilkan sangat besar maka diperlukan pengendalian yang jitu. Dan
masalah kedua adalah harus dalam tekanan tinggi. Akan tetapi sumber dari bahan tambang tersebut bukan sesuatu yang
dapat terus dibuat sandaran akan kebutuhan energy. Di samping keberadaan
cadangan di perut bumi yang semakin menipis juga karena sisa-sisa
polutannya berbahaya bagi kelangsungan kehidupan di bumi. Sisa
pembakaran batu bara dan minyak bumi dituding menjadi polutan utama
rusaknya kualitas udara sebagai sumber kehidupan. Maka akhir-akhir ini
para ahli memutar otak membuat mesin yang minim akan gas buang.
Tak dapat dipungkiri lagi bahwa kebutuhan energy adalah
termasuk isu yang banyak dibicarakan akhir-akhir ini. Dimana seiring
semakin majunya peradaban manusia kebutuhan akan energy pun semakin
besar. Selama ini kebutuhan energy di handle oleh sumber tenaga dari
sisa fosil seperti batu bara dan minyak bumi.
Itu juga belum cukup karena bagaimanapun kecilnya dampak gas buang
tetap saja terbentuk polutan. Yang kecil-kecil tersebut akan menjadi
besar karena pengguna mesin dimuka bumi semakin besar. Dan menurut
survey sebagai penyumbang terbesar polusi udara adalah sector
transportasi. Sehingga perlu dipikirkan pengembangan mesin mobil maupun
motor yang ramah lingkungan.
Akan tetapi hal tersebut sudah terpecahkan terbukti bahwa tenaga hydrogen sudah biasa digunakan pada mesin pendorong roket.
Dan
kini selanjutnya sasaranya digunakan dalam alat transportasi. Baik
roda dua maupun roda empat. Langkah awal dalam hal ini dilakukan oleh Iwatani dengan membangun Hydrogen Bike.
Bila ini terwujud bisa dibayangkan wajah perkotaan di bumi. Konon uap
air yang menjadi gas buang adalah air yang bersih dan malah mampu
mengikat particle polutan yang terlanjur mencemari udara.
Sekarang yang menjadi masalahnya siapkah kita mengganti dan membangun
semua sarana yang ada dimana kita sudah terlanjur nyaman menggunakan
bahan bakar fosil. Dan juga bagaimana kita membayangkan berkendara di
belakang kendaraan lain dengan uap air sebagai gas buang tentunya akan
basah kuyup
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini