Makna La ilaha illallah
Rujukan : Kitab Tauhid li Shafil Awwal hal. 45
Rujukan : Kitab Tauhid li Shafil Awwal hal. 45
Makna syahadat la ilaha illallah adalah meyakini bahwa tidak ada yang
berhak mendapatkan ibadah kecuali Allah, konsisten dengan pengakuan itu
dan mengamalkannya. La ilaha menolak keberhalaan untuk diibadahi pada
diri selain Allah, siapapun orangnya. Sedangkan illallah merupakan
penetapan bahwa yang berhak diibadahi hanyalah Allah. Sehingga makna
kalimat ini adalah la ma’buda haqqun illallah atau tidak ada sesembahan
yang benar selain Allah. Sehingga keliru apabila la ilaha illallah
diartikan tidak ada sesembahan/tuhan selain Allah, karena ada yang
kurang. Harus disertakan kata ‘yang benar’ Karena pada kenyataannya
sesembahan selain Allah itu banyak. Dan kalau pemaknaan ‘tidak ada
sesembahan selain Allah’ itu dibenarkan maka itu artinya semua
peribadahan orang kepada apapun disebut beribadah kepada Allah, dan
tentu saja ini adalah kebatilan yang sangat jelas.
Kalimat syahadat ini telah mengalami penyimpangan penafsiran di antaranya adalah :
- Pemaknaan la ilaha illalah dengan ‘la ma’buda illallah’ tidak ada sesembahan selain Allah, hal ini jelas salahnya karena yang disembah oleh orang tidak hanya Allah namun beraneka ragam
- Pemaknaan la ilaha illallah dengan ‘la khaliqa illallah’ tidak ada pencipta selain Allah. Makna ini hanya bagian kecil dari kandungan la ilaha illallah dan bukan maksud utamanya. Sebab makna ini hanya menetapkan tauhid rububiyah dan itu belumlah cukup.
- Pemaknaan la ilaha illallah dengan ‘la hakimiyata illallah’ tidak ada hukum kecuali hukum Allah, maka inipun hanya sebagian kecil maknanya bukan tujuan utama dan tidak mencukupi.
Sehingga penafsiran-penafsiran di atas adalah keliru. Hal ini perlu
diingatkan karena kekeliruan semacam ini telah tersebar melalui sebagian
buku yang beredar di antara kaum muslimin. Sehingga penafsiran yang
benar adalah sebagaimana yang sudah dijelaskan yaitu : ‘la ma’buda
haqqun illallah’ tidak ada sesembahan yang benar selain Allah
Makna Muhammad Rasulullah
Rujukan : Kitab Tauhid li Shafil Awwal hal. 46
Rujukan : Kitab Tauhid li Shafil Awwal hal. 46
Sedangkan makna syahadat anna Muhammadar rasulullah adalah mengakui
secara lahir dan batin bahwa beliau adalah hamba dan utusan-Nya yang
ditujukan kepada segenap umat manusia dan harus disertai sikap tunduk
melaksanakan syari’at beliau yaitu dengan membenarkan sabdanya,
melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya dan beribadah kepada
Allah hanya dengan tuntunannya.
Rukun dan Syarat Syahadat
Rujukan : Kitab Tauhid li Shafil Awwal hal. 46-48
Rujukan : Kitab Tauhid li Shafil Awwal hal. 46-48
La ilaha illallah terdiri dari dua rukun : nafi/penolakan, yaitu yang
terkandung di dalam la ilaha dan itsbat/penetapan, yaitu yang
terkandung dalam illallah. Maka dengan la ilaha dihapuslah segala bentuk
kesyirikan dan mengharuskan mengingkari segala sesembahan selain Allah.
Sedangkan dengan illallah maka ibadah hanya boleh ditujukan kepada
Allah dan harus tunduk melaksanakannya. Ayat-ayat yang mengungkapkan dua
rukun ini banyak, di antaranya adalah firman Allah tentang ucapan Nabi
Ibrahim, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari semua sesembahan kalian,
selain (Allah) yang telah menciptakan diriku.” (QS. az-Zukhruf : 26).
Sedangkan rukun syahadat anna Muhammad rasulullah ada dua yaitu ;
pernyataan bahwa beliau adalah hamba Allah dan sebagai rasul-Nya. Beliau
adalah hamba, maka tidak boleh diibadahi dan diperlakukan secara
berlebihan. Dan beliau adalah rasul maka tidak boleh didustakan ataupun
diremehkan. Beliau membawa berita gembira dan peringatan bagi seluruh
umat manusia.
Syarat-syarat la ilaha illallah adalah :
- Mengetahui maknanya, lawan dari bodoh
- Meyakininya, lawan dari ragu-ragu
- Menerimanya, lawan dari menolak
- Tunduk kepadanya, lawan dari membangkang
- Ikhlas dalam beribadah, lawan dari syirik
- Jujur dalam mengucapkannya, lawan dari dusta
- Mencintai isinya dan tidak membencinya
Syarat-syarat anna Muhammadar rasulullah adalah :
- Mengakui risalahnya secara lahir dan batin
- Mengucapkan dan mengakuinya dengan lisan
- Mengikutinya, yaitu dengan mengamalkan kebenaran yang beliau bawa dan meninggalkan kebatilan yang beliau larang
- Membenarkan beritanya, baik yang terkait dengan perkara gaib di masa silam atau masa depan
- Mencintai beliau lebih dalam daripada kecintaan terhadap diri sendiri, harta, anak, orang tua dan seluruh umat manusia
- Menjunjung tinggi sabdanya di atas semua ucapan manusia dan mengamalkan sunah/tuntunannya
Konsekuensi Syahadatain
Rujukan : Kitab Tauhid li Shafil Awwal hal. 50 dengan sedikit perubahan dan penambahan
Rujukan : Kitab Tauhid li Shafil Awwal hal. 50 dengan sedikit perubahan dan penambahan
Konsekuensi syahadat la ilaha illallah adalah meninggalkan segala
bentuk peribadahan dan ketergantungan hati kepada selain Allah. Selain
itu ia juga melahirkan sikap mencintai orang yang bertauhid dan membenci
orang yang berbuat syirik. Sedangkan konsekuensi syahadat Muhammad
Rasulullah adalah menaati Nabi, membenarkan sabdanya, meninggalkan
larangannya, beramal dengan sunnahnya dan meninggalkan bid’ah, serta
mendahulukan ucapannya di atas ucapan siapapun. Selain itu, ia juga
melahirkan sikap mencintai orang-orang yang taat dan setia dengan
sunnahnya dan membenci orang-orang yang durhaka dan menciptakan
perkara-perkara baru dalam urusan agama yang tidak ada tuntunannya.
sumber http://abu0mushlih.wordpress.com/
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini