Dia adalah laki-laki penyandang tuna netra. Dia kehilangan
penglihatannya saat kuliah di ITB, kala itu dia mendapat PMDK untuk bisa
berkuliah disana. Gluochoma menjadi sebuah ganjalan karier
pendidikannya untuk mengenyam pendidikan lebih lanjut. Dia putus kuliah
karena kehilangan penglihatannya tersebut. Kemudian selama kurun waktu
kurang lebih 1,5 tahun dia berada dalam kegelapan tiada henti merasa tak
berguna dan pernah berkehendak untuk bunuh diri.
Ternyata cerita
berubah drastis kala dia dititipkan bundanya di rumah pakdhenya yang
merupakan seorang dosen di sebuah Universitas Negeri ternama di Kota
Yogyakarta. Di sanalah dia menemukan hidupnya, hanya dengan sebuah
kebiasaan yang sengaja diterapkan dari pakdhenya kepada dirinya, yaitu
Wajib Sholat Subuh Berjamaah di masjid, kemudian setelah itu mencuci
mobil yang dimiliki oleh pakdhenya. Berjalannya waktu suatu pagi saat
dia mencuci ternyata ada seseorang yang mengamati kebiasaannya tersebut
dan akhirnya terlibat sebuah percakapan diantara keduanya. Mas, Anda itu
buta tapi semangat ibadah dan bekerja Anda luar biasa.
Tak
disangka, ternyata dari percakapan ringan dan singkat tersebut muncul
sebuah insight, sebuah hidayah, sebuah pencerahan yang diberikan Allah
pada dia. Semenjak itu dia mempunyai sebuah asa untuk hidup kembali, dan
dia merasakan bahwa dirinya masih berguna hingga akhirnya dia
memutuskan untuk kembali kuliah dan pindah hidup mandiri disebuah pondok
di Yogyakarta sana.
Mulai saat itulah dia menjadi pribadi yang luar biasa, seorang pemberi semangat dengan khutbah-khutbahnya yang simple namun dahsyat mampu merubah mindset anak-anak panti tuna netra menjadi lebih semangat.
Mulai saat itulah dia menjadi pribadi yang luar biasa, seorang pemberi semangat dengan khutbah-khutbahnya yang simple namun dahsyat mampu merubah mindset anak-anak panti tuna netra menjadi lebih semangat.
Masih ingat petuah darinya yang diberikan kepada
saya,”,…mas tahu cacing? Cacing itu buta, gak punya kaki, gak punya
tangan… tapi karena cacing itulah kesejukan dunia terjaga, kehidupan
begitu indah karena dia menyuburkan pepohonan, menjadikan tanaman hidup
dan akhirnya hijau di bumi menjadi sebuah lambang kehidupan dunia.”.
Andai
saja kita tahu bahwasanya Allah SWT memberikan kita potensi yang
teramat luar biasa, cacing dengan segala kerendahan dan kekurangan mampu
menjadi hewan bermanfaat bagi keberlangsungan dunia, apakah kita akan
kalah dengan mereka? Inilah saatnya membuktikan tiada ujian dan cobaan
yang tak bisa untuk kita kalahkan. Karena Allah SWT sudah menjanjikan
setelah datang kesulitan akan hadir kemudahan. Semoga Allah memberkahi
setiap desah nafas kita dengan sebuah keberkahan kemampuan untuk peka,
peduli, berbuat dan berjuang bagi sesama, bagi negara bagi Islam yang
mulia. Insya Allah
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini