Kebersihan merupakan salah satu masalah klasik
sebuah wilayah hunian, persoalan serius yang dialami hampir semua kota
besar di Indonesia termasuk Kota Denpasar. Tidak mengherankan jika yang
namanya kawasan kumuh, akan dijumpai di beberapa sudut kota. Selain itu
ancaman bahaya banjir, sudah menjadi siklus rutin tahunan disetiap
musim hujan tiba.
Mengubah prilaku warga untuk hidup bersih memang sulit. Namun, untuk
menuju perubahan prilaku, ada banyak cara yang bisa dilakukan. Di
tengah mewabahnya ancaman demam berdarah (DB), lomba kebersihan banjar
dinilai layak dijadikan strategi dalam upaya meningkatkan kepedulian
masyarakat akan kebersihan lingkungan. Walaupun masih ada sebagian
masyarakat yang kurang taat dalam mengikuti aturan-aturan kebersihan,
terutama dalam membuang sampah. Masyarakat kurang taat dengan waktu dan
tempat pembuangan sampah. Hal inilah yang tengah ditanggulangi instansi
terkait yang memiliki tanggung jawab di bidang kebersihan.
Kendala lain yang juga dihadapi instansi pengelola kebersihan adanya
pembuangan sampah oleh masyarakat dilahan-lahan kosong yang ada.
Lahan-lahan kosong yang ditinggal pemiliknya ini sering dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk membuang sampah. Disatu sisi perlu dicatat
meningkatnya volume sampah di beberapa daerah di Bali, terutamanya lagi
di Kota Denpasar, erat kaitannya dengan jumlah penduduk. Belum lagi
sampah-sampah dari alam dan tumbuh-tumbuhan.
Bangkitkan Prilaku Bersih Melalui Lomba Menghadapi kenyataan
permasalahan kebersihan lingkungan, terutamanya belum maksimalnya
partisipasi peran serta masyarakat dalam ikut mengelola kebersihan
sampah. Beberapa waktu lalu menjelang HUT Kota Denpasar, Walikota
Denpasar, A.A. Puspayoga mengeluarkan ide cerdas dalam memompa peran
serta warga Denpasar dalam mengelola kebersihan melalui lomba kebersihan
lingkungan banjar. Gagasan lomba kebersihan ini barang tentu memacu
semangat masing-masing banjar dalam hal menjaga kebersihan lingkungan.
Tidak semata-mata kebersihan masing-masing lingkungan, namun lomba
kebersihan ini juga akan memperindah Kota Denpasar. Tidak bisa
dipungkiri sejak mulai diwacanakannya lomba pertama kalinya ini,
masyarakat banjar bergiat diri melakukan aktivitas kebersihan.
Lomba kebersihan antar banjar yang pertama kali dilaksanakan,
penilaiannya tidak semata-mata menialai kebersihan sesaat. Sebaliknya
lebih menekankan pada perilaku masyarakat untuk hidup bersih. Melihat
masih cukup banyaknya warga yang tak mempedulikan kebersihan lingkungan.
Misalnya saja kebiasaan membuang sampah sembarangan, dengan
memanfaatkan lahan kosong yang ada dilingkungannya. Atau masih ada
diantara warga membuang sampah ke dalam saluran got yang ada di depan
rumah. Kebiasaan asal buang tersebut, tentu saja akan memunculkan
persoalan baru. Seperti sumber penyakit dan bau tidak sedap. Demikian
juga dengan kebiasaan membuang sampah di got, yang masih banyak
dilakukan masyarakat. Bagi mereka yang berada di hulu mungkin tidak ada
masalah. Tapi mereka yang bermukim dihilir yang akan merasakan
dampaknya. Padahal jika terjadi musibah, merupakan ancaman bagi banyak
orang. Sesungguhnya yang terpenting bagaimana menumbuhkan perilaku hidup
bersih dikalangan warga. Jika perilaku hidup bersih sudah menjadi
kebiasaan, dapat dipastikan lingkungan akan menjadi bersih.
Menilai sebuah banjar dari segi kebersihan, tentu akan membawa dampak
yang positif, jika dilakukan terus menerus dengan kesadaran warga
banjar. Ada tidak perayaan ulang tahun kota, banjar mestinya tetap
bersih, termasuk lingkungannya. Tingkat kebersihan tersebut sangat
tergantung dari penduduk banjar. Jika penduduknya tidak tertib dan taat
jadwal dalam membuang sampah, masih berprilaku tidak peduli terhadap
kebersihan lingkungan, maka akan memiliki konsekwensi kurang sadarnya
masyarakat tersebut dengan kebersihan. Kebersihan memiliki hubungan
langsung dengan tertibnya warga banjar dalam memenuhi administrasi desa,
termasuk dalam memanfaatkan lingkungan untuk lahan mencari penghidupan
setiap hari. Bagaimana lingkungan banjar mau bersih jika warga banjar
masih tidak tertib dan tidak peduli terhadap kebersihan yang berdampak
pada kualitas kesehatan masyarakat setempat?
Biasanya pelaksanaan sebuah perlombaan, lebih mengutamakan hadiah yang
diperebutkan. Akan tetapi berbeda dengan lomba kebersihan yang
dilaksanakan oleh Pemkot Denpasar. Sasaran yang ingin dicapai bukan saja
bersih pada saat lomba, namun lebih dari itu melalui lomba kebersihan
banjar masyarakat diharapkan termotivasi dan terbiasa melakukan
kebersihan dilingkungan banjarnya masing-masing. Sasarannya lomba
bukanya sekadar mencari siapa yang mampu mengelola kebersihan pada saat
lomba tapi terpenting bagaimana dengan kegiatan ini bisa mengubah
prilaku warga agar hidup bersih. Program kepedulian terhadap kebersihan
memang harus dimulai dari hal-hal yang praktis. Peduli lingkungan
hendaknya menjadi budaya warga. Lomba semacam ini bukan saja di
Denpasar, namun bagaimana lomba kebersihan ini menjalar ke kabupaten
lainnya di Bali, tentunya menjadi tanggung jawab Propinsi Bali dalam
mengelolanya, agar ke depan Bali tidak lagi dikelilingi masalah sampah.
Penulis : A.A. NGR. OKA WIRANATA
http://www.denpasarkota.go.id
Post a Comment
Terimakasih bila Anda menuliskan komentar disini